PERAN AKUPUNKTUR PADA DISFUNGSI EREKSI
Disfungsi ereksi (impotensi) didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk mencapai kepuasan seksual. Mengalami masalah ereksi dalam sekali waktu tidak terlalu menimbulkan kekhawatiran, namun jika terus menerus terjadi, maka hal ini dapat menjadi sebuah permasalahan, dapat menyebabkan stress berkepanjangan, mempengaruhi rasa percaya diri, dan berkontribusi dalam keharmonisan hubungan dengan pasangan. Masalah mencapai atau mempertahankan ereksi juga dapat menjadi pertanda adanya suatu masalah kesehatan yang mendasari dan membutuhkan terapi, dan menjadi faktor risiko bagi penyakit jantung dan pembuluh darah.
Disfungsi ereksi bisa terjadi akibat beberapa faktor, yaitu yang tersering disebabkan oleh gangguan pembuluh darah (gangguan vaskular), kemudian akibat gangguan psikologis (psikogenik), gangguan saraf (neurogenik), dan yang terakhir adalah akibat adanya gangguan hormona. Karena disfungsi ereksi banyak disebabkan oleh gangguan pada pembuuh darah, penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) dan disfungsi ereksi memiliki faktor risiko yang sama, seperti hipertensi, hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol), diabetes, dan merokok. Karena itu pula, angka kejadian disfungsi ereksi tinggi pada orang yang memiliki penyakit jantung koroner.
Akupunktur merupakan sebuah metode penusukkan jarum pada titik-titik akupunktur yang tersebar di seluruh permukaan tubuh. Terapi ini berkembang dari pengobatan Cina tradisional, namun sekarang telah diakui dan banyak diintegrasikan dalam pengobatan barat. Titik akupunktur merupakan bagian tubuh yang peka rangsang, sehingga dapat menghantarkan sinyal-sinyal ke seluruh tubuh lebih baik dibandingkan bagian tubuh yang lain.
Pada kasus disfungsi ereksi, akupunktur dapat merangsang pelepasan neurostransmiter yang berperan dalam fisiologi ereksi, seperti serotonin, dopamin, GABA, noradrenalin, dan nitrit oksida. Melalui neurotransmiter-neurotransmiter tersebut, akupunktur dapat memperbaiki aliran darah ke penis, meningkatkan hormon testosteron, dan memperbaiki sinyal dari otak hingga ke jaringan erektil. Akupunktur juga dapat memperbaiki gejala cemas dan depresi, sehingga dapat berpengaruh pada disfungsi ereksi yang dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Bukti-bukti dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa akupunktur dapat berperan dalam disfungsi ereksi, terutama jika dikombinasikan dengan obat dan terapi lainnya. Akupunktur juga minim efek samping, sehingga cukup aman dilakukan bahkan pada orang lanjut usia sekalipun.
SUMBER
- Burnett AL, Nehra A, Breau RH, Culkin DJ, Faraday MM, Hakim LS, dkk. Erectile Dysfunction: AUA Guideline. J Urol. 2018;200(3):633-41.
- Fode M, Krogh-Jespersen S, Brackett NL, Ohl DA, Lynne CM, Sonksen J. Male sexual dysfunction and infertility associated with neurological disorders. Asian J Androl. 2012;14(1):61-8.
- Lai BY, Cao HJ, Yang GY, Jia LY, Grant S, Fei YT, dkk. Acupuncture for Treatment of Erectile Dysfunction: A Systematic Review and Meta-Analysis. World J Mens Health. 2019.
- Daha LK, Lazar D, Engelhardt PF, Simak R, Pflüger H. Acupuncture Treatment of Psychogenic Erectile Dysfunction: A Four-Year Follow-Up Study. Current Urology. 2007;1(1):39-41.
- Zijlstra FJ, van den Berg-de Lange I, Huygen FJ, Klein J. Anti-inflammatory actions of acupuncture. Mediators Inflamm. 2003;12(2):59-69.