Artikel Kesehatan

Peran Akupunktur pada Fungsi Ginjal

sumber: www.istockphoto.com

Ginjal berfungsi melakukan penyaringan darah, kurang lebih 200 liter darah melewati sawar filtrasi ginjal dalam sehari. Penyaringan dilakukan untuk membuang toksin, produk sisa metabolik, dan ion berlebih, serta mempertahankan kandungan zat penting dalam darah. Selain itu ginjal juga berperan penting pada regulasi tekanan darah dan memproduksi hormon eritropoetin untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah.1 Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu kondisi yang sering ditemui berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal yang antara lain dapat disebabkan oleh proses penuaan. PGK sendiri didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal minimal 3 bulan, terlepas dari apapun penyebabnya. Kerusakan ginjal dapat kita deteksi dengan pencitraan, biopsi ginjal, maupun pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG). Pada laporan Centers For Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2021, diperkirakan terdapat 37 juta orang di Amerika Serikat mengalami PGK. Penyakit terbanyak yang menyebabkan PGK adalah diabetes dan darah tinggi.2 Menurut RISKESDAS tahun 2018, penderita PGK di Indonesia sebesar 713.783 orang.3 Pada tahun 2020, terjadi peningkatan jumlah penderita PGK menurut Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes RI dengan peningkatan jumlah penderita menjadi 1.602.059 kasus. PGK di Indonesia masuk kedalam peringkat 4 penyakit dengan pengeluaran biaya perawatan terbesar.4 Seiring dengan progresivitas PGK, dapat terjadi proteinuria, hipertensi renal (tekanan darah tinggi), anemia, dan kerusakan saraf. Pasien PGK stadium akhir umumnya akan menjalani cuci darah, sering mengalami pruritus uremik, insomnia, dan fatigue.5

Terdapat beberapa tingkatan penurunan fungsi ginjal sebelum mencapai stadium akhir. Tingkatan ini didasarkan pada pengukuran LFG dengan tingkat sebagai berikut:6

  • Stadium 1              : kerusakan pada ginjal dengan LFG ≥90 mL/menit/1.73 m2
  • Stadium 2              : penurunan LFG ringan 60–89 mL/menit/1.73 m2
  • Stadium 3a            : penurunan LFG sedang 45–59 mL/menit/ 1.73 m2
  • Stadium 3b            : penurunan LFG sedang 30–44 mL/menit/1.73 m2
  • Stadium 4              : penurunan LFG berat 15–29 mL/menit/1.73 m2
  • Stadium 5              : gagal ginjal kronis dengan LFG <15 mL/menit/1.73 m2.

Saat ini tatalaksana PGK masih sangat terbatas. Tatalaksana utama adalah menangani penyebab penurunan fungsi ginjal, seperti kontrol tekanan darah dan kontrol gula darah. Tujuan dari pengobatan PGK saat ini hanya untuk memperlambat agar tidak sampai menjalani cuci darah yang biasa disebut hemodialisis.7

Akupunktur adalah terapi perangsangan pada titik akupunktur di tubuh. Perangsangan ini dapat dilakukan dengan berbagai modalitas, antara lain penusukan jarum halus, elektroakupunktur, moksibusi, farmakopunktur, tanam benang, sonopunktur, laserpunktur dan akupresur. Akupunktur merupakan salah satu terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Penusukan jarum halus dapat dilakukan di anggota gerak, bawah maupun di tubuh. Menurut penelitian, beberapa teknik seperti elektroakupunktur (akupunktur dengan tambahan rangsang listrik) dan moksibusi pada titik akupunktur dapat memperbaiki fungsi ginjal. Akupunktur juga dapat mengurangi proteinuria, menurunkan tekanan darah tinggi, memperbaiki anemia, mengurangi nyeri, mengurangi pruritus uremik, insomnia, dan fatigue.5,8

Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa akupunktur dapat memperbaiki fungsi ginjal dengan meningkatkan aliran darah pada mikrosirkulasi lokal ginjal, mengurangi glomerulosklerosis dan fibrosis tubulointerstisial sehingga memperlambat penurunan fungsi ginjal. Akupunktur dapat mengurangi proteinuria dengan menghambat aktivasi saraf simpatik renal sehingga mencegah influks kalsium (influks kalsium mengakibatkan kerusakan podosit dan kehancuran sawar filtrasi ginjal). Akupunktur juga meningkatkan aktivasi parasimpatis dan menurunkan simpatis yang dapat membantu memperbiaiki keluhan insomnia. Penelitian lain menyebutkan bahwa elektroakupunktur pada titik ST36 dapat mengurangi tekanan darah dengan meningkatkan produksi NO dan akan mengurangi stress oksidatif. Akupunktur dapat meningkatkan absorpsi zat besi di usus dengan menurunkan regulasi kadar leptin-hepcidin sistemik sehingga dapat meningkatkan efikasi terapi zat besi oral pada pasien PGK. Beberapa bioaktif kimiawi seperti opioid, serotonin, norepinefrin, juga reseptor dan transporter glutamat, serta beberapa sitokin dapat mengurangi nyeri. Pruritus uremik pada pasien PGK dapat dikurangi dengan akupunktur melalui regulasi pengeluaran opioid yang dapat menghambat serabut saraf afferen. Selain itu akupunktur juga menghambat sel mast dalam pengeluaran histamin. Jadi, secara keseluruhan akupunktur dapat memperbaiki fungsi ginjal dan keluhan penyerta dengan efek samping yang minimal.5,8

Daftar Pustaka

  1. Ogobuiro I, Tuma F. Physiology, Renal. StatPearls [Internet]. 2023 Jul 24 [cited 2024 Jan 9]; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538339/
  2. Wilson S, Mone P, Jankauskas SS, Gambardella J, Santulli G. Chronic kidney disease: Definition, updated epidemiology, staging, and mechanisms of increased cardiovascular risk. Vol. 23, Journal of Clinical Hypertension. Blackwell Publishing Inc.; 2021. p. 831–4.
  3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. 2019.
  4. PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2020. 2021.
  5. Xiong W, He FF, You RY, Xiong J, Wang YM, Zhang C, et al. Acupuncture Application in Chronic Kidney Disease and its Potential Mechanisms. American Journal of Chinese Medicine. 2018;46(6):1169–85.
  6. Chen TK, Knicely DH, Grams ME. Chronic Kidney Disease Diagnosis and Management: A Review. Vol. 322, JAMA – Journal of the American Medical Association. American Medical Association; 2019. p. 1294–304.
  7. Turner JM, Bauer C, Abramowitz MK, Melamed ML, Hostetter TH. Treatment of chronic kidney disease. Vol. 81, Kidney International. Nature Publishing Group; 2012. p. 351–62.
  8. Yu JS, Ho CH, Wang HY, Chen YH, Hsieh CL. Acupuncture on Renal Function in Patients with Chronic Kidney Disease: A Single-Blinded, Randomized, Preliminary Controlled Study. Journal of Alternative and Complementary Medicine. 2017 Aug 1;23(8):624–31.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events