Artikel Kesehatan

Bagaimana Anda Mengobati Diabetes Non-Insulin Dependen dalam Praktik Anda?

Abstract. Diabetes is one of the most common diseases and is the seventh leading cause of death worldwide. With a mortality rate of 82.4 per 100,000, 5.2 million deaths globally are attributed to diabetes. The main pathophysiology that causes type 2 diabetes is insulin resistance and relative insulin-secretion defects. The main risk factors are age, obesity, family history, ethnicity, physical activity and diet. Acupuncture, a nonpharmacologic therapy, uses thin needles at acupuncture points to treat medical problems. Some systematic reviews have reported the benefit of acupuncture for type 2 diabetes but, due to small sample sizes in, and poor methodological quality of, the reviewed trials, the amount of evidence is not fully convincing. There are several acupuncture modalities that can be used in diabetes, such as manual acupuncture, ear acupuncture, thread-embedment acupuncture, laser acupuncture, electroacupuncture (EA), and acupressure. In a 2021 study by Jusuf et al. comparing the effectiveness of needle acupuncture with laser acupuncture in rats with type 2 diabetes, it was stated that both needle and laser acupuncture at the EX-B3 Weiwanxiashu point improved the rats’ pancreatic histology and reduced their fasting blood-glucose levels, with better results produced by laser acupuncture. The acupuncture points used to address diabetes, based on the most frequently used in various studies are ST36 Zusanli, BL23 Shenshu, SP6 Sanyinjiao, EX-B3 Weiwanxiashu, CV12 Zhongwan, and LI11 Quchi.  The mechanisms of acupuncture on insulin resistance summarized from several animal studies are: (1) improving insulin sensitivity; (2) suppressing appetite to reduce food intake; (3) lowering blood-glucose levels; and (4) regulating blood-lipid metabolism.

Diagnostic Criteria  

According to the World Health Organisation (WHO), diabetes is diagnosed when a patient has a fasting bloodglucose level ≥7 mmol/L and/or a 2-hour postchallenge glucose level ≥11.1 mmol/L. The WHO and other agencies, such as the American Diabetes Association, have recently also approved the use of glycated hemoglobin (HbA1c) for the diagnosis of diabetes, with a cutoff of 48 mmol/mol (6.5%). Based on the Diabetes Consensus in Indonesia (in 2015), diabetes is confirmed if at least 1 of the following criteria are met: (1) a fasting blood glucose level ≥126 mg/dL; (2) an oral glucose tolerance test level ≥200 mg/dL 2 hours postchallenge glucose; (3) a random blood-glucose level ≥200 mg/dL with classic symptoms of diabetes; and an HbA1c level ≥6.5%.

Case Illustration  

Mr. X, a 50-year-old male, had complaints of fatigue and feeling sleepy during the day for the 3 months prior to presenting. Laboratory tests showed that he had an HbA1C level of 11% and a fasting blood glucose level of 257 mg/dL. He was diagnosed with type 2 diabetes. Manual acupuncture was performed at EX-B3 Weiwanxiashu, BL23 Shenshu, and BL20 Pishu, and EA was performed at ST36 Zusanli and SP6 Sanyinjiao with a frequency of 2 Hz at a continuous wave. Acupuncture therapy was performed for 30 minutes, 2 times per week for 6 weeks (12 sessions). Evaluation was performed after 3 months of treatment; at that time, this patient had a decrease in his HbA1c level to 6.5% and a decrease in his fasting blood glucose level to 115 mg/dL. In this case, the acupuncture points used are evidencebased points for treating diabetes. One of them, EX-B3 Weiwanxiashu, a segmental point for the pancreas, was used in by Jusuf et al., who showed that acupuncture at EX-B3 Weiwanxiashu can improve the histology of the pancreas. Furthermore, a 2016 study, by Huang et al., showed that EA at ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao, and BL23 Shenshu restored the level of insulin-signaling–related molecules such as IRS-1, IRS-2, Akt2, aPKC, and GLUT4 to normal, and reversed the increased PI3K-p85a level. This showed that therapy, based on evidence-based acupuncture points, can improve HbA1c levels and reduce fasting blood-glucose levels in patients with type 2 diabetes.

Address correspondence to: 

Wahyuningsih Djaali, MD Universitas Negeri Jakarta 

Jl. Rawamangun Muka East Jakarta, Jakarta 13220 Indonesia 

E-mail: inchy86@yahoo.com

Yoshua Viventius, MD Department of Medical Acupuncture Faculty of Medicine, Universitas Indonesia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Central Jakarta, Jakarta, Indonesia 

E-mail: dr.yoshua@gmail.com

Diabetes adalah salah satu penyakit paling umum dan merupakan penyebab kematian ketujuh terbesar di seluruh dunia. Dengan tingkat kematian 82,4 per 100.000, 5,2 juta kematian di seluruh dunia disebabkan oleh diabetes. Patofisiologi utama yang menyebabkan diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin dan kekurangan sekresi insulin relatif. Faktor risiko utamanya adalah usia, obesitas, riwayat keluarga, etnis, aktivitas fisik, dan pola makan. Akupunktur, terapi nonfarmakologis, menggunakan jarum halus di titik-titik akupunktur untuk mengobati masalah medis. Beberapa tinjauan sistematis telah melaporkan manfaat akupunktur untuk diabetes tipe 2, tetapi karena ukuran sampel kecil, dan kualitas metodologi yang kurang baik dari percobaan yang ditinjau, jumlah buktinya belum sepenuhnya meyakinkan. Ada beberapa modalitas akupunktur yang dapat digunakan dalam diabetes, seperti akupunktur manual, akupunktur telinga, akupunktur tanam benang, akupunktur laser, elektroakupunktur (EA), dan akupresur. Dalam sebuah studi tahun 2021 oleh Jusuf dkk. membandingkan efektivitas akupunktur jarum dengan akupunktur laser pada tikus dengan diabetes tipe 2, disebutkan bahwa baik akupunktur jarum maupun laser pada titik EX-B3 Weiwanxiashu meningkatkan histologi pankreas tikus dan menurunkan kadar glukosa darah puasa mereka, dengan hasil yang lebih baik dihasilkan oleh akupunktur laser. Titik-titik akupunktur yang digunakan untuk mengatasi diabetes, berdasarkan yang paling sering digunakan dalam berbagai penelitian adalah ST36 Zusanli, BL23 Shenshu, SP6 Sanyinjiao, EX-B3 Weiwanxiashu, CV12 Zhongwan, dan LI11 Quchi. Mekanisme akupunktur pada resistensi insulin yang disimpulkan dari beberapa studi hewan adalah: (1) meningkatkan sensitivitas insulin; (2) menekan nafsu makan untuk mengurangi asupan makanan; (3) menurunkan kadar glukosa darah; dan (4) mengatur metabolisme lipid darah. 

Kriteria Diagnosis 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes didiagnosis ketika seorang pasien memiliki kadar glukosa darah puasa ≥7 mmol/L dan/atau kadar glukosa 2 jam post prandial ≥11,1 mmol/L. WHO dan lembaga lain, seperti American Diabetes Association, baru-baru ini juga menyetujui penggunaan hemoglobin terglikasi (HbA1c) untuk diagnosis diabetes, dengan nilai ambang 48 mmol/mol (6,5%). Berdasarkan Konsensus Diabetes di Indonesia (pada tahun 2015), diabetes dikonfirmasi jika setidaknya 1 dari kriteria berikut terpenuhi: (1) kadar glukosa darah puasa ≥126 mg/dL; (2) kadar glukosa 2 jam setelah uji toleransi glukosa ≥200 mg/dL; (3) kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL dengan gejala klasik diabetes; dan kadar HbA1c ≥6,5%.

Ilustrasi Kasus 

Mr. X, seorang pria berusia 50 tahun, mengeluhkan kelelahan dan rasa kantuk di siang hari selama 3 bulan sebelum datang ke Rumah Sakit. Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa ia memiliki kadar HbA1C sebesar 11% dan kadar glukosa darah puasa sebesar 257 mg/dL. Pasien tersebut didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Akupunktur manual dilakukan pada titik EX-B3 Weiwanxiashu, BL23 Shenshu, dan BL20 Pishu, dan EA dilakukan pada titik ST36 Zusanli dan SP6 Sanyinjiao dengan frekuensi 2 Hz pada gelombang kontinu. Terapi akupunktur dilakukan selama 30 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu (12 sesi). Evaluasi dilakukan setelah 3 bulan pengobatan; pada saat itu, pasien ini mengalami penurunan kadar HbA1c menjadi 6,5% dan penurunan kadar glukosa darah puasa menjadi 115 mg/dL. Dalam kasus ini, titik-titik akupunktur yang digunakan adalah titik-titik berbasis bukti untuk mengobati diabetes. Salah satunya, EX-B3 Weiwanxiashu, titik segmental untuk pankreas, digunakan oleh Jusuf dkk., yang menunjukkan bahwa akupunktur di EX-B3 Weiwanxiashu dapat meningkatkan histologi pankreas. Selain itu, sebuah studi tahun 2016 oleh Huang dkk., menunjukkan bahwa EA di ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao, dan BL23 Shenshu mengembalikan tingkat molekul terkait sinyal insulin seperti IRS-1, IRS-2, Akt2, aPKC, dan GLUT4 ke tingkat normal, dan membalikkan peningkatan tingkat PI3K-p85a. Hal ini menunjukkan bahwa terapi berdasarkan titik-titik akupunktur berbasis bukti dapat meningkatkan kadar HbA1c dan mengurangi kadar glukosa darah puasa pada pasien dengan diabetes tipe 2.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events