Peran Akupunktur pada Nyeri Kepala Tipe Tegang (Tension-Type Headache)
Keluhan nyeri kepala merupakan salah satu kondisi neurologis yang sering terjadi. Jenis nyeri kepala yang banyak diderita oleh pasien yaitu nyeri kepala tipe tegang atau disebut Tension-Type Headache (TTH).1 TTH merupakan nyeri kepala yang ditandai dengan adanya penekanan ringan dan sedang yang terjadi pada kedua sisi kepala, area dahi, dan belakang kepala, serta gejala nyeri tidak dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari.2 Angka kejadian TTH pada populasi normal sebesar 30-78%, dan sebesar 42% pada populasi dewasa muda.1 Penyakit ini biasanya diderita pada usia sebelum 30 tahun, mencapai puncaknya pada usia 35-39 tahun, dan lebih sering terjadi pada wanita dengan rerata durasi penyakit yang lebih lama.2,3 Penyakit ini seringkali berulang sehingga berdampak pada efisiensi kerja dan kehidupan sosial pasien.3
Menurut kriteria diagnosis ICHD-3, TTH dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan frekuensi nyeri kepala yaitu episodik infrequent (durasi <1 hari per bulan), episodik frekuen (durasi 1-14 hari per bulan) dan kronik (durasi 15 hari per bulan) serta harus memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Setidaknya 10 serangan yang memenuhi kriteria (2) s/d (5); (2) Nyeri kepala yang berlangsung dari 30 menit sampai dengan 7 hari (hanya untuk TTH Episodik) atau terus menerus (TTH Kronik); (3) Setidaknya 2 dari 4 karakteristik yaitu lokasi di kedua sisi kepala, kualitas seperti mengencang atau menekan (tidak berdenyut), intensitas ringan atau sedang, tidak diperberat oleh aktivitas fisik rutin; (4) Adanya kedua karakteristik yaitu tidak ada mual atau muntah, tidak ada lebih dari satu fotofobia atau fonofobia, dan (5) Tidak dikaitkan dengan gangguan lain.3 Penyebab pasti dari TTH belum sepenuhnya dimengerti, namun mekanisme yang mungkin terjadi adalah adanya keterlibatan genetik, myofascial dan vaskular.
Tatalaksana TTH terdiri atas terapi farmakologis berupa obat-obatan dan terapi nonfarmakologis berupa modifikasi gaya hidup, terapi perilaku, terapi okupasi dan akupunktur.3 Obat-obatan farmakologis yang sering digunakan antara lain obat analgesik, antidepresan, dan antikonvulsan, namun terapi farmakologis ini memiliki efek samping seperti gangguan saluran cerna, retensi urin, konstipasi, agitasi dan disfungsi kognitif.1,4 Oleh karena itu banyak dikembangkan penelitian mengenai terapi nonfarmakologis sebagai pilihan terapi TTH, salah satunya adalah akupunktur.
Akupunktur telah digunakan untuk penderita TTH dengan efikasi klinis yang baik dengan efek samping minimal.5 Padapenelitian terdahulu menunjukkan bahwa akupunktur memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan dengan akupuntur sham dalam hal mengurangi frekuensi nyeri kepala dan intensitas nyeri, serta meningkatkan respon terapi pada kasus TTH.1,5 Selain itu, bila dibandingkan dengan pemberian obat-obatan, akupunktur juga lebih efektif dalam mengurangi intensitas nyeri dan durasi TTH.1 Efek jangka panjang akupunktur juga terlihat pada perbaikan intensitas nyeri dan tingkat respon terapi yang bertahan sampai dengan 16 minggu.1 Dengan mempertimbangkan efek samping yang diakibatkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, akupunktur dapat menjadi pilihan terapi untuk pasien dengan TTH.1
Referensi
- Wen-lin Kang, X.-j. X.-l.-x.-j. (2023). Acupuncture for tension-type headache: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Frontiers in neurology.
- Dilara Onan, S. Y. (2023). Debate: differences and similarities between tension-type headache and migraine. The Journal of Headache and Pain.
- Sait Ashina, D. D.-J. (2021). Tension-type headache.
- Lingyun Lu, Q. W. (2021). Acupoints for Tension-Type Headache: A Literature Study Based on Data Mining Technology.
- Jinglin Hu, X. W. (2023). Acupuncture and related therapies for tension-type headache: a systematic review and network meta-analysis . Frontiers in neurology.