Efek terapi elektroakupunktur pada kadar serum serotonin pasien dengan gejala kecemasan
S Surijadi1, C Simadibrata1*, A Srilestari1, J S Purba2 and R Purwata3
1Departemen Akupunktur Medik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia
2Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia
3Departemen Psikiatri, Rumah Sakit Santosa, Bandung, 40161, Indonesia
Abstract. Anxiety is a feeling of fear that is accompanied by autonomic symptoms. Acupuncture is one of the alternative therapies to reduce anxiety. The present study aimed to determine the effect of electroacupuncture on serum serotonin levels and anxiety levels of patients with anxiety symptoms before and after therapy. This was a randomized clinical trial that included 38 participants with an (Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) score of 14–27. Participants were divided into the treatment group (n = 19) and control group (n = 19). The HARS score of the treatment group decreased (14 ± 3.62; p < 0.001) with a success rate of 100% and was significantly higher than that of the control group. Meanwhile, the HARS score of the control group also decreased (1.31 ± 1.49; p = 0.001) with a success rate of 63%. Serum serotonin levels of the patients in the treatment group significantly differed before and after therapy [47(-68)-(124); p = 0.005] with a success rate of 100%. However, that of the control group did not significantly differ before and after therapy [49(-92)-(252); p = 0.025] with a success rate of 93% (p = 0.804).
Abstrak. Kecemasan adalah perasaan takut yang disertai dengan gejala otonom. Akupunktur merupakan salah satu terapi alternatif untuk mengurangi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elektroakupunktur terhadap kadar serotonin serum dan tingkat kecemasan pasien dengan gejala kecemasan sebelum dan sesudah terapi. Ini adalah uji klinis acak yang melibatkan 38 peserta dengan skor (Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) 14-27. Peserta dibagi menjadi kelompok perlakuan (n = 19) dan kelompok kontrol (n = 19). kelompok perlakuan menurun (14 ± 3,62; p < 0,001) dengan tingkat keberhasilan 100% dan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan skor HARS kelompok kontrol juga menurun (1,31 ± 1,49; p = 0,001) dengan tingkat keberhasilan 63%. Tingkat serum serotonin pasien dalam kelompok perlakuan berbeda secara signifikan sebelum dan sesudah terapi [47(-68)-(124); p = 0,005] dengan tingkat keberhasilan 100%. Namun, kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan sebelum dan sesudah terapi [49(-92)-(252); p = 0,025] dengan tingkat keberhasilan 93% (p = 0,804).