AKUPUNKTUR UNTUK GAGAL JANTUNG
Gagal jantung atau juga dikenal dengan sebutan gagal jantung kongestif, adalah suatu kondisi dimana terdapat gangguan pompa jantung sehingga berfungsi dibawah normal.1 Prevalensi gagal jantung didunia saat ini adalah 64.34 juta kasus (8.52 per 1.000 populasi).2 Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup dan peningkatan faktor resiko kardiovaskuler seperti hipertensi dan diabetes mellitus, prevalensi gagal jantung juga pengalami peningkatan.3 Penelitian di Malang, Indonesia oleh Sargowo4 menunjukkan rerata usia pasien gagal jantung adalah 58 tahun.
Gejala gagal jantung dicirikan dengan gejala khas nafas pendek, bengkak pada mata kaki dan kelelahan.5 Sasaran terapi untuk gagal jantung adalah dengan menghambat aksi simpatis pada kardiomiosit (sel otot jantung) melalui penghambatan langsung pada saraf simpatis, atau dengan stimulasi sistem vagal untuk menghambat saraf simpatis memperlihatkan perbaikan jangka panjang pada gagal jantung, mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan gagal jantung.
Dengan berbagai pengobatan medikamentosa yang saat ini telah digunakan untuk mencegah pogresivitas dari gagal jantung, dan mengatasi gejala yang timbul, 60%-80% pasien gagal jantung meninggal dalam 5 tahun.6, 7
Telaah sistematis oleh Liang, dkk6 dari 32 penelitian randomisasi terkendali, dapat disimpulkan akupunktur sebagai terapi pendamping terapi standar pada gagal jantung dapat menurunkan detak jantung hingga 2,3 kali per menit dibandingkan tanpa akupunktur (p< 0.0001). Secara ultrasonografi, mereka dengan terapi akupunktur menunjukkan peningkatan fraksi ejeksi ventrikel kiri sebesar 6.34% (p< 0.0001) dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan tambahan terapi akupunktur. Lebih lanjut lagi, Liang dkk, menemukan perbaikan status fungsional pada test berjalan selama 6 menit, terjadi rerata peningkatan jarak sebesar 43,6meter (p< 0.0001) pada mereka yang mendapatkan terapi akupunktur tambahan. Pada telaah ini dikatakan lama terapi pada 32 penelitian tersebut bervariasi antara 1 hingga 56 sesi terapi.
Telaah sistematis dari Lee, dkk8 menemukan bahwa terapi akupunktur selama 5 hari berturut-turut pada pasien gagal jantung akut dapat mengurangi 2 hari perawatan pada Intensive Care Unit. Telaah ini juga menemukan bahwa terapi 14 hari dengan elektroakupunktur pada pasien gagal jantung akut dapat meningkatkan tekanan darah dan fraksi ejeksi ventrikel kiri. Lee, dkk juga menemukan akupunktur dapat membantu meningkatkan lama aktivitas pasien dengan gagal jantung kronis, serta memperbaiki kualitas hidup penderita gagal jantung kronis.
Mekanisme kerja akupunktur untuk membantu gejala dan perburukan pasien dengan gagal jantung adalan dengan efek simpatolitik dan analgesik melalui perangsangan pada otak yang menghasilkan opioid endogen, glutamat, GABA (Gamma aminobutiric acid) dan serotonin yang melalui berbagai jalur melakukan inhibisi output simpatis, yang melalui penelitian lain, memiliki efek setara dengan beta blocker metaprolol. Akupunktur juga meningkatkan produksi enkefalin yang dapat meningkatkan respon vagal. Seluruh mekanisme akupunktur pada akhirnya menghasilkan penekanan refleks kardiovaskuler, terutama saat menghadapi stres fisik maupun mental.9
Peran akupunktur pada penderita gagal jantung diharapkan dapat membantu menurunkan dosis atau jenis obat yang digunakan oleh pasien, membantu meningkatkan fraksi ejeksi ventrikel kiri dan juga membantu mengurangi volume ventrikel kiri, yang secara keseluruhan diharapkan dapat membantu kualitas hidup pasien gagal jantung dan juga meningkatkan angka harapan hidup pasien.7 Terapi akupunktur dapat dilakukan dengan durasi 20-30 menit, 3 sampai 7 kali per minggu selama 2 sampai 4 minggu, dengan tujuan memperbaiki fraksi ejeksi ventrikel kiri meningkat sekitar 6%, 6 minute walking test bertambah jauh sekitar 46 meter dan menurunkan N- Terminal prohomone Brain Natriuretic Peptide sekitar 553 mmol/mL, yang dapat memperbaiki prognosa pasien dengan gagal jantung.6
Daftar Pusta
1. Congestive Heart Failure [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430873/.
2. Lippi G, Sanchis-Gomar F. Global epidemiology and future trends of heart failure.
3. Rajadurai J, Tse H-F, Wang C-H, Yang N-I, Zhou J, Sim D. Understanding the Epidemiology of Heart Failure to Improve Management Practices: An Asia-Pacific Perspective. Journal of Cardiac Failure. 2017;23(4):327-39.
4. Sargowo D, Utomo YB, Rubiyaktho D, Saragih EJ, Hendrawati H, Haspito MT, et al. P5664Heart failure epidemiology and demographics of multi-cultural population in Malang-Indonesia: data from heart failure registry 2017 in Malang city, Indonesia. European heart journal. 2018;39(suppl_1).
5. Seferović PM. ESC/HFA guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2016. Journal of Cardiac Failure. 2017;23(10):S7.
6. Liang B, Yan C, Zhang L, Yang Z, Wang L, Xian S, et al. The effect of acupuncture and moxibustion on heart function in heart failure patients: a systematic review and meta-analysis. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2019;2019.
7. Ni Y-M, Frishman WH. Acupuncture and cardiovascular disease. Cardiology in review. 2018;26(2):93-8.
8. Lee H, Kim T-H, Leem J. Acupuncture for heart failure: A systematic review of clinical studies. International journal of cardiology. 2016;222:321-31.
9. Yu J, Jiang Y, Tu M, Liao B, Fang J. Investigating Prescriptions and Mechanisms of Acupuncture for Chronic Stable Angina Pectoris: An Association Rule Mining and Network Analysis Study. Evidence-based complementary and alternative medicine. 2020;2020:1931839-.
Apakah akupunktur bisa untuk mengobati gagal jantung? Dimana bisa berobat akupunktur di Jakarta?
Baik, terima kasih atas pertanyaannya, sebelumnya kami sarankan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu bu Hanifah