Comparison between the Effectiveness of Manual Acupuncture and Laser Acupuncture at EX-B3 Weiwanxiashu in a Rat Model of Type 2 Diabetes
Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterized by increased blood sugar levels. The current management of DM to date has a target of controlling blood glucose, but the therapy cannot be separated from long-term drug side effects. Acupuncture can be an option as an adjunct therapy for DM.
Objectives: The purpose of this study was to compare the effectiveness between manual acupuncture and laser acupuncture.
Methods: This study was a randomized control experimental study with a pretest and posttest design using 24 male Sprague-Dawley rats divided into 4 groups: a normal group, a diabetes group, an acupuncture group, and a laser group. Manual acupuncture and laser acupuncture were performed 6 times in two weeks. Fasting blood glucose (FBG) levels, the cell density of Langerhans islets, and side effects were assessed and compared among the 4 groups.
Results: The highest mean cell density of Langerhans islets was found in the laser and acupuncture group, and the lowest was found in the diabetes group. In the post hoc analysis, the normal, acupuncture, and the laser groups had a significantly higher mean cell density than the diabetes group. The lowest mean FBG level was in the laser group, followed by the acupuncture group, and the highest was in the diabetes group, but this difference was not significant. There were no serious side effects from the use of manual acupuncture or laser acupuncture.
Conclusion: Both manual acupuncture and laser acupuncture can improve the histological findings of Langerhans islets in type 2 diabetic rats, and both are safe to use.
Keywords: EX-B3, Laser acupuncture, Manual acupuncture, Type 2 diabetes
Perbandingan Efektivitas Akupunktur Manual dan Laser Akupunktur di Titik EX-B3 Weiwanxiashu pada Tikus Model Diabetes Tipe 2
Latar Belakang: Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Pengelolaan DM saat ini bertujuan untuk mengontrol gula darah, namun terapinya tidak dapat dipisahkan dari efek samping obat jangka panjang. Akupunktur dapat menjadi pilihan sebagai terapi tambahan untuk DM.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan efektivitas antara akupunktur manual dan laser akupunktur.
Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental acak terkontrol dengan desain pretest dan posttest menggunakan 24 tikus Sprague-Dawley jantan yang dibagi kedalam 4 kelompok: kelompok normal, kelompok diabetes, kelompok akupunktur, dan kelompok laser. Akupunktur manual dan laser akupunktur dilakukan 6 kali dalam 2 minggu. Kadar gula darah puasa (FBG), kepadatan sel pulau Langerhans, dan efek samping dinilai dan dibandingkan diantara keempat kelompok.
Hasil: Kepadatan rerata sel pulau Langerhans tertinggi ditemukan pada kelompok laser dan akupunktur, dan yang terendah ditemukan pada kelompok diabetes. Pada analisis post hoc, kelompok normal, akupunktur, dan laser memiliki kepadatan rerata sel yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok diabetes. Rerata kadar FBG terendah ada pada kelompok laser, diikuti dengan kelompok akupunktur, dan rerata tertinggi pada kelompok diabetes, namun perbedaan ini tidak signifikan. Tidak ada efek samping serius dari penggunaan akupunktur manual atau laser akupunktur.
Kesimpulan: Baik akupunktur manual maupun laser akupunktur dapat meningkatkan temuan histologis pulau Langerhans pada tikus diabetes tipe 2, dan keduanya aman untuk digunakan.
Kata kunci: EX-B3, Laser akupunktur, Akupunktur manual, Diabetes tipe 2