Hepatoprotector Effects of Press Needle Acupuncture of GB34 and BL18 Against Isoniazid and Rifampicin Induced Liver Injury in Wistar Rats
A M Jufriansjah1 , C Simadibrata1, A Srilestari1 , E H Purwaningsih2 and M Stephanie3
1Department of Medical Acupuncture, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia
2Department of Pharmacy, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia
3Department of Anatomic Pathologic, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, 10002, Indonesia
Abstract. Treatment for tuberculosis typically consists of a combination of 5 drugs, of which isonicotinylhydrazide (INH) and rifampicin are the most significant ones. However, they are also associated with serious hepatotoxicity and fatal liver injury. The purpose of this study was to examine the hepatoprotector effect of press needle acupuncture on drug induced liver injury caused by INH and rifampicin by measuring the histopathological changes and variations in the SGOT, SGPT and MDA levels. This single-blinded, experimental, randomised control trial included 28 Wistar rats that were randomly allocated into four groups [control group (n = 7), negative control group (n = 7), press needle group (n = 7) and Sham acupuncture group (n = 7)]. Press needle acupuncture was administered using Pyonex press needle at Acupoints GB34 Yanglingquan and BL18 Ganshu. Significant differences in the mean histopathological scores were observed between the groups. The press needle acupuncture group exhibited lower steatosis (1.57 ± 0.787) compared to the negative control (2.33 ± 0.516) and the Sham acupuncture groups (2.29 ± 0.488) (p < 0.05). Therefore, it was concluded that press needle acupuncture had a hepatoprotector effect on histopathological changes associated with drug induced liver injury caused by isoniazid and rifampicin.
Abstrak. Pengobatan untuk tuberkulosis biasanya terdiri dari kombinasi 5 obat, di mana isonicotinylhydrazide (INH) dan rifampisin adalah yang paling signifikan. Namun, kedua obat ini juga dikaitkan dengan hepatotoksisitas serius dan cedera hati yang fatal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek hepatoprotektor dari akupunktur jarum tekan pada cedera hati yang diinduksi obat yang disebabkan oleh INH dan rifampisin dengan mengukur perubahan histopatologis dan variasi kadar SGOT, SGPT dan MDA. Uji coba kontrol acak tersamar, eksperimental, dan eksperimental ini melibatkan 28 tikus Wistar yang dialokasikan secara acak ke dalam empat kelompok [kelompok kontrol (n = 7), kelompok kontrol negatif (n = 7), kelompok jarum tekan (n = 7), dan kelompok akupunktur Sham (n = 7)]. Akupunktur jarum tekan diberikan dengan menggunakan jarum tekan Pyonex pada titik akupuntur GB34 Yanglingquan dan BL18 Ganshu. Perbedaan yang signifikan dalam skor histopatologi rata-rata diamati antara kelompok. Kelompok akupunktur jarum tekan menunjukkan steatosis yang lebih rendah (1,57 ± 0,787) dibandingkan dengan kontrol negatif (2,33 ± 0,516) dan kelompok akupunktur Sham (2,29 ± 0,488) (p <0,05). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa akupunktur jarum tekan memiliki efek hepatoprotektor pada perubahan histopatologis yang terkait dengan cedera hati yang diinduksi obat yang disebabkan oleh isoniazid dan rifampisin.