Peran Akupunktur pada Ankle Sprain
sumber: https://orthoinfo.aaos.org
Keluhan sprain merupakan gejala dimana terjadi penguluran atau robekan pada ligamen. Fungsi dari ligamen sendiri adalah sebagai jaringan penghubung antar tulang yang dapat membantu mengontrol rentang gerak dan menstabilkan tulang saat bergerak. Keluhan ini paling sering terjadi pada area pergelangan kaki (ankle).1 Ankle sprain merupakan cedera musculoskeletal yang paling umum terutama pada individu yang aktif secara fisik. Sekitar 80% individu akan mengalami cedera pergelangan kaki selama hidup mereka. Cedera ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, begitu pula pada anak-anak, kejadian ankle sprain lebih sering terjadi dibandingkan dengan remaja dan dewasa (dimana makin bertambahnya usia peran perkembangan dari koordinasi dan kontrol neuromuscular menjadi pelindung dari kejadian ini).2 Sekitar 40% dari semua ankle sprain terjadi selama aktivitas fisik seperti basket, sepak bola, badminton, dan olahraga lainnya.3
Hampir 85% dari ankle sprain melibatkan ligamen lateral. Sekitar 65% kasus cedera paling sering terjadi pada ligamen anterior talofibular, 20% pada ligamen calcaneofibular, dan 15% pada sisi medial dari pergelangan kaki. Meskipun ceder aini dapat membaik dengan sendirinya, namun sebagian besar orang akan mengalami gejala residu yang persisten (40-50%) dan kekambuhan dari cedera. Keluhan yang biasa terjadi pada kondisi ini adalah pembengkakan pada pergelangan kaki baik local ataupun difus, nyeri, dan rentang gerak yang terbatas. Pada cedera akut biasanya pembengkakan belum terjadi, namun tanpa pengobatan yang tepat, keesokan harinya pembengkakan akan terlihat karena dipengaruhi oleh gravitasi dan penggunaan kaki untuk berjalan.4
Terdapat tiga tingkatan pada ankle sprain, yaitu grade I, II, dan III berdasarkan pada keparahan dari cedera pada ligamen lateral. Sistem grading ini memperkirakan tingkat keparahan cedera dan memprediksi prognosis.
- GRADE I. Mild ankle sprain/ microligament lesions (kerusakan ligamen ringan, hanya pada tingkat mikroskopik, dengan local tenderness ringan dan tidak ada instabilitas).
- GRADE II. Moderate sprain/ partial tear/ partial rupture ligament (terlihat adanya bengkak dan tenderness), tidak terdapat instabilitas atau terdapat instabilitas ringan).
- GRADE III. Severe sprain/ full ligament lesion (bengkak hebat dan disertai dengan instabilitas sendi).4,5
Tatalaksana yang dilakukan pada ankle sprain sama seperti tatalaksana pada cedera musculoskeletal, yaitu Rest, Ice, Compression, Elevation (RICE), pengobatan dengan medikamentosa (NSAID, Acetaminophen, dll), dan terapi non farmakologis seperti stretching exercise, strengthening exercise, ROM (Range of Movement) exercise, dan akupunktur.4
Akupunktur merupakan teknik penusukan jarum yang dilakukan pada titik akupunktur di tubuh. Akupunktur pada kasus ankle sprain terutama digunakan untuk mengurangi nyeri yang terjadi.2 Modalitas akupunktur yang digunakan antara lain manual akupunktur, elektroakupunktur, dan laser akupunktur. Tujuan dari tindakan akupunktur adalah untuk menghilangkan adhesi jaringan inflamasi dan mengurangi pembengkakan dan nyeri yang timbul karena cedera. Mekanisme kerja akupunktur pada nyeri adalah dengan mengaktifkan titik-titik akupunktur dan mentransmisikan sinyal ke sumsum tulang belakang dan otak yang terkait dengan regulasi faktor inflamasi dengan mengurangi kadar TNF-α.6 Akupunktur akan menyebabkan peningkatan kadar β-endorphine pada jaringan kulit yang meradang, sehingga akan memberikan efek analgesik. Akupunktur juga dapat memobilisasi faktor di dalam tubuh untuk meningkatkan efek anti inflamasi, analgesik, dan meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh. Penggunaan akupunktur dapat digunakan untuk cedera yang bersifat akut maupun kronis. Akupunktur pada ankle sprain juga berperan untuk meningkatkan fungsi dari sendi pergelangan kaki, sehingga memperbaiki keterbatasan dari rentang gerak yang muncul karena cedera ini. Penggunaan elektroakupunktur juga dikatakan dapat meningkatkan faktor pertumbuhan dan jumlah sel fibroblast yang akan memicu perbaikan jaringan pada daerah yang mengalami cedera. Penggunaan akupunktur juga dikatakan dapat mengurangi penggunaan obat-obatan anti nyeri yang dikonsumsi.7
Referensi
- Ko HJ, Yoo JH, Kim MW, Shin JC. Systematic Review of Fire Needling or Warm Needling Treatment for Ankle Sprain. Journal of Acupuncture Research. 2020 Feb 29;37(1):19–27.
- Gaddi D, Mosca A, Piatti M, Munegato D, Catalano M, Di Lorenzo G, et al. Acute Ankle Sprain Management: An Umbrella Review of Systematic Reviews. Front Med (Lausanne). 2022 Jul 7;9.
- Ruiz-Sánchez FJ, Ruiz-Muñoz M, Martín-Martín J, Coheña-Jimenez M, Perez-Belloso AJ, Pilar Romero-Galisteo R, et al. Management and treatment of ankle sprain according to clinical practice guidelines: A PRISMA systematic review. Medicine. 2022 Oct 21;101(42):e31087.
- Halabchi F, Hassabi M. Acute ankle sprain in athletes: Clinical aspects and algorithmic approach. World J Orthop. 2020 Dec 18;11(12):534–58.
- G Javier CJr, Lawrence B H. The epidemiology, evaluation, and assessment of lateral ankle sprains in athletes. Journal of Sports Medicine and Therapy. 2021 May 26;6(2):008–17.
- Liu AF, Gong SW, Chen JX, Zhai JB. Efficacy and Safety of Acupuncture Therapy for Patients with Acute Ankle Sprain: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2020 Oct 16;2020:1–10.
- Zhang H, Zhao M, Wu Z, Wang X, Jiang Y, Liang J, et al. Effects of Acupuncture, Moxibustion, Cupping, and Massage on Sports Injuries: A Narrative Review. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2022 May 27;2022:1–10.