Artikel Kesehatan

Apakah Akupunktur dapat Mengatasi Kepikunan?

Menjadi tua adalah suatu keharusan yang selalu dialami oleh semua makhluk hidup, termasuk kita semua. Seseorang yang mulai menginjak usia pertengahan atau dalam usia 50-an, apalagi yang mulai memasuki masa lanjut usia, 60-an, sering mengalami lupa, tidak ingat nama orang, nama benda, sukar mengingat janji, lupa menaruh barang, dan sebagainya, dan hal ini sering menyebabkan rasa cemas. Berbagai acuan menunjukkan prevalensi yang bervariasi. Menurut Finland 6,5% pada umur 60-70 tahun, 18-35% pada umur lebih dari 60 tahun.

Perubahan atau gangguan memori merupakan bagian terpenting dari suatu proses menua otak. Kemampuan untuk mengirimkan informasi jangka pendek ke memori jangka panjang mengalami kemunduran dengan penambahan usia.

Kerusakan kognitif amnestik ringan, yang juga dikenal dengan kepikunan adalah sebuah keadaan pre demensia dimana 5-10 % kasus per tahun akan berubah menjadi demensia. Sebagai keadaan sebelum demensia, kepikunan dideskripsikan dengan sesuatu kemerosotan, kerusakan klinis pada kinerja memori ke level dibawah penuaan normal namun belum dapat didiagnosa sebagai diagnosis klinik demensia. Sedangkan pada keadaan demensia, pasien mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsi hidupnya terkadang sampai kehilangan kemandiriannya.

Diperkirakan bahwa hingga sepertiga orang dewasa akan mengalami penurunan bertahap fungsi kognitif. Kepikunan dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih berat yaitu alzaimer/ demensia. Pasien dengan kepikunan mempunyai kemungkinan berkembang menjadi penyakit Alzheimer 7 kali lebih besar dari pada individu lain yang tidak menderita gangguan kognitif. Dari seluruh pasien, 80 % akan berkembang menjadi demensia dalam waktu 6 tahun. Senada dengan hal tersebut, sebuah studi Kanada memperlihatkan bahwa hampir setengah pasien dengan MCI akan berkembang ke kriteria diagnostik penuh dari demensia setelah 5 tahun.

Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat menyebabkan penurunan kognitif, antara lain:

  1. Diet

Diet tinggi lemak, tinggi alkohol, kurangnya diet antioksidan

  1. Reaksi peradangan tubuh/ inflamasi

Berbagai studi telah meneliti hubungan antara inflamasi dan kepikunan, dan menemukan bukti yang kuat. Sebagai contoh, sebuah penelitian dari 2632 peserta (usia rata-rata 74 tahun) menemukan bahwa orang yang menderita sindrom metabolik dan tingkat inflamasi tinggi secara bersamaan, akan mengalami kerusakan kognitif lebih besar daripada yang tidak menderita keduanya. Sindrom metabolik merupakan sekelompok kelainan meliputi darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kadar lemak abnormal.

  1. Radikal bebas

Area tubuh dengan output energi tinggi, seperti otak, sangat rentan terhadap radikal bebas. Tubuh memerlukan antioksidan untuk menangkal radikal bebas, misalnya superoxide dismutase, glutation peroksidase,. Pada umumnya lansia mengalami peningkatan radikal bebas dan penurunan antioksidan

  1. Penyakit pembuluh darah

Plak di pembuluh darah otak menyebabkan penurunan aliran darah ke otak

  1. Stres
  2. Kekurangan Dehidroepiandosteron (DHEA)

DHEA menurun seiring dengan bertambahnya usia. Sejumlah penelitian telah menghubungkan kadar DHEA yang rendah terhadap gangguan memori dan penurunan fungsi kognitif.

  1. Hormon Tiroid (penurunan hormon tiroid)

Terapi yang selama ini adalah memiliki tujuan untuk memperlambat perkembangan MCI menjadi bentuk yang lebih berat selain dari mengurangi gejala dan meningkatkan kemandirian pasien. Adapun terapi yang tersedia diantaranya:

  1. Program latihan memori dan perubahan gaya hidup untuk pasien
  2. Konseling keluarga pasien
  3. Obat-obatan

Tidak ada pengobatan yang benar-benar efektif untuk kasus ini. Donepezil ditemukan dalam percobaan klinis memiliki efek pencegahan sementara selama 1 tahun, namun belum ada cukup bukti untuk digunakan sebagai terapi jangka panjang. Terapi lainnya yang dapat digunakan adalah nimodipin. Penggunaan nimodipin dapat menyebabkan nyeri ulu hati dan sakit kepala terutama apabila digunakan dalam jangka waktu panjang.

  1. Akupunktur

Terapi akupunktur dapat dijadikan pilihan terapi untuk kerusakan kognitif ringan/ kepikunan. Akupunktur dapat meningkatan pelepasan faktor nerotropik (pertumbuhan sel saraf), menurunkan stress oksidatif, pengaturan gen terkait kematian sel saraf, perbaikan plastisitas sinaps, dan meningkatkan ketahanan sel saraf. Berdasarkan suatu analisis menyeluruh oleh Deng, dkk terhadap penelitian yang berhubungan dengan kerusakan kognitif ringan, didapatkan hasil bahwa terapi akupunktur memiliki efektifitas klinis yang lebih baik dibandingkan dengan tidak mendapat terapi apapun. Selain itu akupunktur apabila digabungkan dengan terapi obat-obatan seperti nimodipine juga memberikan hasil klinis yang lebih baik dari pada terapi tunggal dengan obat-obatan saja. Pasien dengan gangguan kognitif amnestik ringan/ kepikunan mengalami perbaikan klinis dan juga standar kualitas hidup dengan menggunakan terapi akupunktur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events