Artikel Kesehatan

Peran Akupunktur pada Kegawatdaruratan Medik

https://www.utmb.edu/emergency_plan/plans/emergency-plans

Nyeri merupakan penyebab umum kunjungan pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan tatalaksana nyeri tetap menjadi tantangan dan prioritas kesehatan di seluruh dunia. Menurut data yang ada, nyeri merupakan keluhan sebesar 78% dari kunjungan UGD di mana nyeri akut sering mendapat tatalaksana yang tidak tepat. Pada tahun 2012, tenaga kesehatan di Amerika Serikat meresepkan opioid 50 kali lebih banyak dibandingkan data gabungan seluruh dunia. Pada akhir 2020, kematian akibat opioid meningkat sebesar 35%. Pasien mengalami efek samping yang memberatkan saat menggunakan opioid, baik mayor (distress pernapasan) dan minor (konstipasi, mual/muntah, pusing, sedasi, pruritus, dan retensi urin). Pilihan non-farmakologis yang efektif dalam pengurangan nyeri dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan pada opioid.1

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui akupunktur sebagai terapi yang aman dan efektif untuk berbagai kondisi yang menyebabkan rasa nyeri.

Pada sebuah penelitian mengenai perbandingan efek terapi akupunktur dan morfin intravena pada pasien UGD yang dilakukan Grissa dkk pada tahun 2016 memperlihatkan bahwa tingkat keberhasilan pengurangan nyeri dengan terapi akupunktur lebih baik dibandingkan pasien yang mendapat morfin intravena. Selain tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, akupunktur lebih cepat dalam mengurangi nyeri dibandingkan morfin.2

Pada sebuah telaah sistematik tahun 2018 mengenai peran terapi akupunktur di Unit Gawat Darurat menunjukkan bahwa untuk berbagai kondisi nyeri akut, akupunktur lebih unggul dibandingkan terapi nyeri konvensional yang dilakukan di UGD, termasuk lebih efektif dibandingkan morfin intravena.3

Akupunktur memiliki potensi untuk meningkatkan pelayanan pasien di UGD. Beberapa adaptasi akupunktur pada kegawatdaruratan diperlukan, termasuk pemilihan titik akupunktur yang lebih sedikit, pemendekan durasi terapi, dan teknik yang fleksibel dikarenakan terbatasnya akses ke bagian tubuh tertentu dan posisi pasien yang tidak ideal untuk terapi akupunktur karena kondisi akut yang muncul.4

Daftar Pustaka

  1. Dusek JA, Kallenberg GA, Hughes RM, Storrow AB, Coyne CJ, Vago DR, et al. Acupuncture in the emergency department for pain management: A BraveNet multi-center feasibility study. Medicine (United States). 2022;101(9):E28961.
  2. Grissa MH, Baccouche H, Boubaker H, Beltaief K, Bzeouich N, Fredj N, et al. Acupuncture vs intravenous morphine in the management of acute pain in the ED. American Journal of Emergency Medicine [Internet]. 2016;34(11):2112–6. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ajem.2016.07.028
  3. Chia KL, Lam RPK, Lam CK, Tsui SH. Acupuncture in the emergency department: A systematic review of randomised controlled trials. Acupuncture in Medicine. 2018;36(3):183–92.
  4. Reinstein AS, Erickson LO, Griffin KH, Rivard RL, Kapsner CE, Finch MD, et al. Acceptability, Adaptation, and Clinical Outcomes of Acupuncture Provided in the Emergency Department: A Retrospective Pilot Study. Pain Med. 2017 Jan 30;18(1):169– 78.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events