Artikel Kesehatan

Peran Akupunktur pada Nyeri Temporo Mandibular Joint

Sumber: https://o2dentalgroup.com

Temporomandibular joint (TMJ) adalah sendi engsel yang menghubungkan rahang dengan tulang temporal tengkorak, yang berada di depan telinga. Sendi ini berfungsi untuk menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah serta ke samping, sehingga kita bisa berbicara, mengunyah, dan menguap.1 Temporomandibular joint disorder/gangguan sendi temporomandibular (TMD) menurut American Academy of Orofacial Pain, didefinisikan sebagai istilah kolektif yang mencakup sejumlah masalah klinis yang melibatkan otot pengunyah, sendi temporomandibular, dan struktur terkait atau keduanya. Tanda dan gejala yang biasa dijumpai pada gangguan ini sangatlah beragam, diantaranya adalah nyeri, hambatan gerak dari sendi rahang yang menyebabkan kesulitan mengunyah, berbicara, dan melakukan fungsi-fungsi bagian mulut dan wajah lainnya, serta bunyi pada sendi rahang. Gejala yang paling sering adalah nyeri akut serta persisten yang menyebabkan hambatan kerja atau interaksi sosial, yang berakibat pada penurunan kualitas hidup secara umum.2,3 

Etiologi pasti dari TMD sulit untuk diidentifikasi, tetapi berdasarkan beberapa studi telah ditemukan faktor-faktor yang berkontribusi sebagai berikut: kelainan mengunyah atau menggigit (oklusal), stres psikologis, perawatan ortodontik, cedera atau mikrotrauma, kesehatan dan nutrisi yang buruk, kelonggaran sendi, dan estrogen eksogen. Sistem klasifikasi dari American Academy of Orofacial Pain membagi TMD menjadi dua kelompok: TMD miogenik yang terkait dengan gangguan otot pengunyah dan TMD artrogenik yang terkait dengan TMJ itu sendiri.4

Pada tahun 2018 diestimasi sekitar 11.2 sampai 12.4 juta orang dewasa di Amerika Serikat (4.8% dari populasi) mengalami nyeri yang berasal dari TMJ yang mungkin berhubungan dengan TMD.4 TMD banyak dijumpai pada usia dewasa dengan rentang 20-40 tahun termasuk pada mahasiswa.6 Lebih sering dijumpai pada wanita berusia rata-rata 30 tahun.7 Berdasarkan estimasi, 40% pasien dengan tanda dan gejala TMD sembuh secara spontan, namun ini juga bisa menjadi kondisi yang kronik atau berkepanjangan.5,8

Diagnosa TMD ditentukan dari anamnesis serta pemeriksaan fisik pada daerah kepala, leher, wajah, dan rahang untuk menilai tanda dan gejala yang ada. Dokter atau dokter gigi juga mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang tambahan seperti x-raymagnetic resonance imaging (MRI), atau computed tomography (CT).8  TMD merupakan kondisi yang kompleks, sehingga membutuhkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu untuk penanganan yang efektif. Di samping terapi farmakologis, terapi interdisipliner ini meliputi fisioterapi, cognitive-behavioral therapy (CBT), rehabilitasi, dan akupunktur.8,9 Pada sebagian besar kasus, mungkin hanya diperlukan terapi sederhana seperti memakan makanan yang lembut, memberikan penghangat atau pendingin pada daerah wajah yang dikombinasi dengan latihan peregangan otot rahang, mengurangi kebiasaan menggertakkan rahang, mengunyah permen karet, atau menggigit kuku. Perangkat intraoral yaitu alat yang dipasang pada atas gigi juga dapat digunakan; seperti nightguardssplint, dan lain-lain sesuai rekomendasi dokter. Intervensi farmakologis meliputi obat antinyeri seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau opioid, pelemas otot, antidepresan, antikonvulsan, dan antiansietas. Fisioterapi dan rehabilitasi dapat berupa latihan mobilisasi otot rahang yang dapat mengatasi nyeri serta meningkatkan range of motion dari TMJ; dapat juga digunakan modalitas khusus seperti thermotherapyultrasoundelectro galvanic stimulation, neuromodulasi, electromyography biofeedback, dan cold laser. CBT memiliki manfaat jangka pendek maupun panjang dengan memperbaiki sleep hygiene, mengurangi stres, kualitas hidup, dan lain-lain. Jika prosedur konservatif tidak dapat mengatasi gejala, maka akan dipilih prosedur invasif seperti injeksi obat-obatan pada sendi seperti kortikosteroid, asam hyaluronat, atau botox tergantung etiologi TMJ. Pada kasus yang tidak merespon terhadap terapi non-pembedahan diperlukan strategi prosedur invasif pembedahan. Di antaranya dapat dilakukan artrosentesis atau artroskopi yang minimal invasif, atau dapat juga dilakukan pembedahan terbuka dan pemasangan implan.3,8,9

Akupunktur telah terbukti efektif dalam penanganan TMD dalam mengurangi nyeri, antiinflamasi, dan efek neurohormonal.10-13 Akupunktur akan meningkatkan pelepasan dari opioid endogen yang merupakan zat kimia alami yang dihasilkan oleh tubuh yang dapat berperan sebagai antinyeri, seperti β-endorfin, enkefalin, endomorfin, dan dynorfin yang dihasilkan dari kelenjar hipofisis ke dalam darah. Selain itu, akupunktur menyebabkan depolarisasi saraf di sekitarnya dan pelepasan neuropeptida, hormon, serta neurotransmiter seperti asetilkolin dan katekolamin. Mediator-mediator ini berperan dalam mengatasi stres, mengurangi nyeri, dan mengurangi inflamasi atau peradangan pada tingkat sel, diferensiasi, hingga fenotip imun.14 Modalitas akupunktur yang dapat digunakan adalah moksibusi, laser akupunktur, elektroakupunktur, akupunktur telinga, dan manual akupunktur.11

Berdasarkan sebuah tinjauan sistematis akupunktur dapat membantu penanganan TMD dengan meningkatkan ambang nyeri pada otot pengunyah, memperbaiki bukaan mulut (maximum interincisal mouth opening), mengurangi nyeri, dan memperbaiki tanda serta gejala TMD berdasarkan kuesioner Craniomandibular Index dan Fonseca Index.11,12 Sebuah studi juga telah meneliti efek laser akupunktur terhadap pasien TMD yang dibuktikan oleh pemeriksaan fMRI (functional magnetic resonance imaging), didapatkan bahwa terjadi aktivasi area otak tertentu yang berperan dalam perbaikan gejala TMD.13

TMD adalah kondisi yang kompleks dan multifaktorial yang memerlukan pendekatan interdisipliner untuk pengelolaan yang efektif. Diagnosa yang akurat dan perawatan yang tepat dapat membantu meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi farmakologis, fisioterapi, dan akupunktur, penderita TMD dapat mencapai hasil pengobatan yang optimal. Selain gejala fisik yang dialami oleh pasien, akupunktur juga dapat mengatasi permasalahan mental dan emosional. Akupunktur sudah terbukti  sebagai modalitas terapi konservatif yang layak, aman, dan efektif dalam penanganan TMD secara keseluruhan.8,9,11 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Contributors WE. Temporomandibular Disorders (TMJ & TMD) [Internet]. WebMD. 2023. Available from: https://www.webmd.com/oral-health/temporomandibular-disorders-tmd
  2. AADOCR. Temporomandibular Disorders (TMD) [Internet]. www.aadocr.org. Available from: https://www.aadocr.org/science-policy/temporomandibular-disorders-tmd#:~:text=The%20AADOCR%20recognizes%20that%20temporomandibular
  3. Maini K, Dua A. Temporomandibular Joint Syndrome [Internet]. PubMed. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551612/
  4. Wu JY, Zhang C, Xu YP, Yu YY, Peng L, Leng WD, et al. Acupuncture therapy in the management of the clinical outcomes for temporomandibular disorders. Medicine [Internet]. 2017 Mar 3;96(9). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5340435/
  5. Bond EC, Mackey S, English R, Liverman CT, Yost O, editors. Temporomandibular Disorders. Washington, D.C.: National Academies Press; 2020.
  6. Nawawi AP, Meliawaty F, Putri VW. Differences In Symptoms Of Men And Women Joint Disorders In Students Of Medical Faculty Gejala Gangguan Laki Laki Mahasiswa Kedokteran Universitas Jenderal Achmad. 2022;(June). 
  7. Peixoto KO, Abrantes PS, De Carvalho IHG, De Almeida EO, Barbosa GAS. Temporomandibular disorders and the use of traditional and laser acupuncture: a systematic review. CRANIO®. 2021 Jan 12;1–7.
  8. NIH. TMD (Temporomandibular Disorders) [Internet]. www.nidcr.nih.gov. 2023. Available from: https://www.nidcr.nih.gov/health-info/tmd
  9. Lu G, Du R. Temporomandibular Joint Disorder: An integrated study of the pathophysiology, neural mechanisms, and therapeutic strategies. Archives of Oral Biology [Internet]. 2024 Aug 1 [cited 2024 Jun 26];164:106001. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0003996924001225
  10. Jung A, Shin BC, Lee MS, Sim H, Ernst E. Acupuncture for treating temporomandibular joint disorders: A systematic review and meta-analysis of randomized, sham-controlled trials. Journal of Dentistry. 2011 May;39(5):341–50.
  11. Peixoto KO, Abrantes PS, De Carvalho IHG, De Almeida EO, Barbosa GAS. Temporomandibular disorders and the use of traditional and laser acupuncture: a systematic review. CRANIO®. 2021 Jan 12;41(6):1–7.
  12. Fabrizio Di Francesco, Minervini G, Yuliia Siurkel, Cicciù M, Lanza A. Efficacy of acupuncture and laser acupuncture in temporomandibular disorders: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. BMC Oral Health [Internet]. 2024 Feb 3 [cited 2024 Mar 18];24(1). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10837950/
  13. Hotta PT, Hotta TH, Bataglion C, Bataglion SA, de Souza Coronatto EA, Siéssere S, et al. Emg analysis after laser acupuncture in patients with temporomandibular dysfunction (TMD). Implications for practice. Complementary Therapies in Clinical Practice. 2010 Aug;16(3):158–60.
  14. Flores-mejía LA, Torres-rosas BIFR. Nonpharmacological Interventions for Pain in Patients with Temporomandibular Joint Disorders : A Systematic Review. 2022;500– 13.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events