Peran Akupunktur Pada Sudden Deafness
Sudden Deafness atau tuli sensorineural mendadak, didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran yang terjadi dalam sekejap, atau yang berkembang cepat dalam 72 jam. Kriteria diagnosis yang sering dipakai adalah penurunan pendengaran lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi yang berturutan pada pemeriksaan audiometri. Kehilangan pendengaran pada Sudden Deafness kebanyakan terjadi unilateral, dan kurang dari 5% terjadi bilateral. Sudden Deafness biasanya terjadi pada usia 40-55 tahun, dengan perbandingan pria dan wanita yang seimbang. Sudden Deafness sering disertai dengan keluhan telinga berdenging dan vertigo, dan dapat menurunkan kualitas hidup karena pasien menjadi sukar berkomunikasi.
Seringkali pasien dengan Sudden Deafness menunda bertemu dengan dokter karena mereka menyangka kehilangan pendengaran tersebut akibat alergi, sumbatan di telinga, infeksi sinus, dan penyebab umum lainnya. Padahal Sudden Deafness haruslah dianggap sebagai suatu kegawat-daruratan medis, dan harus segera diperiksakan ke dokter. Walaupun hampir separuh dari penderita mengalami perbaikan spontan dalam 1-2 minggu setelah kejadian, dengan menunda diagnosis dan terapi dapat menurunkan efektifitas pengobatan. Mendapatkan terapi di waktu yang tepat sangat berpengaruh pada keberhasilan keberhasilan terapi.
Penyebab dari Sudden Deafness tidak dapat diketahui secara jelas, kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus, gangguan vaskular, rupture membrane intra-cochlear atau penyakit telinga bagian dalam. Namun pada mayoritas pasien, penyebab yang pasti sering tidak dapat diidentifikasi.
Steroid merupakan terapi yang paling sering diberikan pada pasien dengan Sudden Deafness. Namun bukti dari pengobatan steroid yang berdasarkan pada penelitian belumlah terlalu kuat. Beberapa seri penelitian restropektif menyimpulkan sebanyak 40% pasien tidak responsif terhadap pengobatan steroid walaupun dilakukan pada fase awal setelah kejadian. Selain itu, terapi steroid memiliki efek samping yang sering dikeluhkan pasien, yaitu iritasi pada lambung, Karena itu dikembangkan modalitas terapi sekunder seperti, injeksi steroid intra-timpanik, terapi oksigen hiperbarik, dan plasmapharesis. Namun bukti dari modalitas sekunder tersebut juga belum kuat dan belum direkomendasikan secara resmi sebagai terapi Sudden Deafness.
Akupunktur dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terapi yang aman dengan efek samping minimal untuk Sudden Deafness. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi kombinasi akupunktur dengan terapi medis memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan terapi medis saja. Penelitian yang lain juga menunjukkan efektifitas terapi yang baik pada akupunktur dibandingkan placebo. Umumnya 1 seri terapi terdiri dari 12 kali terapi, dan dapat diberikan 2-3 kali dalam seminggu, Semakin awal terapi akupunktur dimulai akan memberikan prognosis hasil yang lebih baik bagi pasien.