Peran Akupunktur sebagai Kardioproktektif
Cardiac disease merupakan penyebab kematian dan kesakitan tersering di negara maju serta penyakit umum di negara berkembang.1 Secara statistik, lebih dari 8,5 juta penduduk dari seluruh dunia meninggal karena cardiac disease setiap tahunnya.2 Prevalensi penyakit jantung sendiri di Indonesia menurut data dari Rikesdas 2018, dikatakan mencapai 1,5%.3
Gejala yang sering timbul pada penderita yang mengalami gangguan jantung antara lain rasa tidak nyaman di dada, nyeri yang menjalar hingga ke lengan, rahang atau punggung, gampang lelah, serta kerap berkeringat dingin. Salah satu penatalaksanaan bedah untuk pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah Coronary Artery Bypass Graft (CABG). CABG atau cangkok arteri koroner adalah prosedur pembedahan yang bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan arteri koroner dan memaksimalkan aliran pembuluh darahnya. Pembuluh darah arteri atau vena dari bagian tubuh laindi cangkokkan ke arteri coronaria pada daerah penyumbatan, sehingga meningkatkan sirkulasi darah di arteri koronaria yang menuju ke otot jantung.4
Tingginya morbiditas akibat CABG juga telah banyak dilaporkan. Dalam sebuah penelitian diketahui bahwa tingkat morbiditas akibat CABG dalam 1 tahun pertama mencapai 27,7% dan komplikasi akut yang terjadi setelah penggantian katub jantung sekitar 26,6%. Nyeri kronis maupun mual muntah setelah operasi (PONV) masih merupakan masalah tersering pada operasi bedah jantung di Rumah Sakit yang menyebabkan lama hari rawat inap pasien memanjang. Sehingga masih dibutuhkan intervensi yang dapat meningkatkan hasil klinis dari perbaikan teknik operasi jantung pada pasien maupun percepatan recovery pasien dari Rumah Sakit.5
Di China, akupunktur sendiri sudah ada sejak dua ribu tahun yang lalu sebagai pendekatan yang efektif untuk memperbaiki gejala cardiac disesase seperti angina dan palpitasi dengan cara meningkatkan sistem proteksi endogen secara fisiologis. Seiring berjalannya waktu, banyak ditemukan bukti-bukti pendukung yang menyatakan bahwa akupunktur secara eksperimental dapat meringankan cidera dari iskemik/ reperfusi dari jaringan jantung dan otak. Secara stimultan, akupunktur juga memainkan peranan protektif terhadap cidera iskemik/ reperfusi dari jantung pada pasien dewasa dengan mengurangi kadar serum jantung (toponin I), skor inotropik dan mempersingkat waktu perawatan pasien di unit perawatan intensif.1
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. di tahun 2016, yang melihat efek kardioprotektif dari elektroakupunktur (EA) guna mempercepat proses recovery pada pasien yang telah mendapatkan pembedahan pengantian katup jantung dengan bypass kardiopulmoner. Dimana pada kelompok yang di stimulasi dengan EA pada titik PC6 Neiguan, PC4 Ximen, GV24 Shenting, dan GV20 Baihui selama 20 menit sebelum dilakukan anestesi hingga tindakan pembedahan selesai, didapatkan penurunan kadar serum cTnI dan hFABP pada grup EA dibandingkan dengan kontrol. Selain itu pasien yang mendapatkan EA juga menunjukan perbaikan kognitif yang signifikan pada skor Mini Mental State Exemination (MMSE) dan menurunkan angka kejadian Postoperative Cognitive Dysfunction (POCD) sejak hari pertama pembedahan.5
Penelitian serupa lainnya yang dilakukan oleh Yang et al. pada tahun 2010, yang juga melihat efek protektif pada EA sebagai awal terapi pada pasien dengan myocardial injury (MCI) yang menjalani operasi pergantian katup jantung. Stimulasi EA dilakukan pada titik PC6 Neiguan, LU7 Lieque, dan LU2 Yunmen selama 30 menit, yang dilakukan sebanyak 1 kali sehari selama 5 hari sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Didapatkan terjadi penurunan kadar serum troponin I yang signifikan pada kelompok EA di 6 jam, 12 jam, dan 24 jam setelah reperfusi jantung (5.74 ± 0.67, 6.22 ± 0.66, dan 5.21 ± 0.58) dibandingkan dengan grup kontrol. Mekanisme yang mendasari efek neuroprotektif dari pretreatment EA ini karena adanya mediasi melalui reseptor adenosin A1, pengaktifan sistem opioid endogen dan sistem endocannabinoid.6
Daftar Pustaka:
1. Lu SF, Huang Y, Wang N, Shen WX, Fu SP, Li Q, et al. Cardioprotective Effect of Electroacupuncture Pretreatment on Myocardial Ischemia/Reperfusion Injury via Antiapoptotic Signaling. Evidence-based Complement Altern Med. 2016;2016.
2. Zhang J, Zhu L, Li H, Tang Q. Electroacupuncture Pretreatment as a Novel Avenue to Protect Heart against Ischemia and Reperfusion Injury. Evidence-based Complement Altern Med. 2020;2020.
3. Kementerian Kesehatan R. Laporan Nasional RISKESDAS 2018, Kementerian Kesehatan RI [Internet]. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2019; 2018. p. 144. Available from: www.litbang.depkes.go.id
4. Harahap G, Nurcahyo W, Ismail A. Mortalitas Operasi Jantung Coronary Artery Bypass Graft Di Rsup Dr Kariadi Semarang Periode Januari 2014 – Desember 2014. J Kedokt Diponegoro. 2016;5(2):160–6.
5. Zhang F, Yu X, Xiao H. Cardioprotection of electroacupuncture for enhanced recovery after surgery on patients undergoing heart valve replacement with cardiopulmonary bypass: A randomized control clinical trial. Evidence-based Complement Altern Med. 2017;2017.
6. Yang L, Yang J, Wang Q, Chen M, Lu Z, Chen S, et al. Cardioprotective Effects of Electroacupuncture Pretreatment on Patients Undergoing Heart Valve Replacement Surgery: A Randomized Controlled Trial. Ann Thorac Surg [Internet]. 2010;89(3):781–6. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.athoracsur.2009.12.003