Artikel Kesehatan

Peran Terapi Akupunktur Tanam Benang (ATB) Pada Batu Empedu (Cholelithiasis)

Sumber Gambar : https://pin.it/20H5DDc

Batu empedu atau cholelithiasis adalah penyakit yang sering terjadi di dunia global. Penyakit batu empedu merupakan salah satu penyakit yang paling menyakitkan pada orang dewasa, sehingga penyakit ini sangat penting untuk menjadi perhatian. Pada awalnya Penyakit ini sekitar 80% tidak bergejala, sehingga suatu saat dapat menimbulkan komplikasi yang lebih buruk, seperti; peradangan pada kandung empedu (kolesistitis akut), infeksi serius pada saluran empedu (kolangitis), dan pankreatitis akut. Bila bergejala dapat menyebabkan kolik bilier yaitu nyeri yang muncul akibat dari kantong empedu berkontraksi untuk mendorong empedu melewati sumbatan batu pada kantong dan saluran empedu, nyeri yang sangat parah disertai demam, muntah, sakit kuning atau urin menjadi gelap.1,2,3

Angka kejadian dari penyakit batu empedu lebih tinggi pada orang dewasa yaitu dapat mencapai 20% dari populasi orang dewasa dibandingkan anak-anak. Batu empedu mempengaruhi 5%-25% populasi orang dewasa di negara maju, yaitu sekitar 16,6% wanita, dan pria 7,9%, di Asia sekitar 4%–11%. Satu dari 5 orang memiliki batu empedu, sekitar sepertiganya akan merasakan gejala nyeri karenanya, dan sekitar 1% dari 3% setiap tahun akan mengalami komplikasi.4,3

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu, diantaranya obesitas, terutama pada wanita dimana hormon estrogen yang dapat menurunkan kontraktilitas kandung empedu. Dapat juga disebabkan karena terjadi pengurangan lesitin, kelebihan kolesterol, kelebihan ion kalsium, produksi garam empedu rendah, gangguan metabolisme, obstruksi saluran empedu, peradangan epitel kandung empedu, penurunan motilitas kandung empedu, dan peningkatan beban bilirubin empedu.4

Batu empedu biasanya didiagnosis secara kebetulan pada pasien tanpa gejala atau terdeteksi selama pemeriksaan pasien dengan nyeri perut yang khas atau dengan komplikasi yang berhubungan dengan batu empedu. Ultrasonografi (USG) perut adalah metode awal yang paling sering digunakan untuk mendiagnosis batu empedu secara akurat. Dalam beberapa kasus dapat digunakan pemeriksaan lain seperti computed tomography (CT) perut, magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP), ultrasound endoskopi (EUS), dan endoskopi retro grade cholangiopancreatography (ERCP).2 Satu-satunya terapi pilihan utama saat ini selain obat-obatan untuk batu empedu dengan gejala adalah operasi pengangkatan kantong empedu yang dikenal sebagai kolesistektomi. Tetapi hal tersebut dapat disertai dengan serangkaian komplikasi yang sangat merugikan pasien.3,5

Terapi Akupunktur Tanam Benang (ATB), merupakan salah satu terapi akupunktur dimana benang yang dapat diserap oleh tubuh ditanamkan ke dalam titik akupunktur untuk memberikan efek stimulasi jangka panjang pada titik akupunktur. Terapi tanam benang pada titik akupuntur aman diberikan bersamaan dengan farmakoterapi. Dengan perkembangan jaman dan penelitian yang dilakukan terus menerus pada terapi ATB, peneliti telah menemukan benang dengan efek samping yang kecil dengan kemanjuran klinis dan keamanan yang lebih baik.5,6

Pada penelitian yang dilakukan oleh Duan J, dkk. Ditemukan pasien batu empedu yang diterapi dengan ATB dan pengobatan dasar selama 8 minggu, secara signifikan telah terjadi pengosongan kandung empedu dan telah mengurangi gejala klinis yang berhubungan dengan batu empedu. Dimana ATB, pada titik akupunktur yang tepat dapat menghasilkan peningkatan cholecystokinin, motilitin, kontraksi kandung empedu, pelebaran sphincter oddi dan mengurangi inflamasi, sehingga dapat meningkatkan aliran empedu ke saluran pencernaan.5

Berdasarkan yang sudah diuraikan diatas, terapi Akupunktur Tanam Benang (ATB) dapat digunakan sebagai salah satu pilihan terapi pada pasien dengan batu empedu, karena dapat mengurangi gejala, memperpanjang efek terapi, menghemat waktu, dan juga dapat lebih menghemat biaya pengobatan.

Referensi :

1.        Aleán Argueta LF, Ramírez Toncel SM, Cifuentes Sandoval SF, Izquierdo Gracia DF, Vergara Gómez JM. Complications from Cholelithiasis and its Management: Key Points for Diagnosis. Rev Artic. 2017;28(3):4717-4724. https://www.semanticscholar.org/paper/Complications-from-Cholelithiasis-and-its-Key-for-Toncel-Sandoval/62131fe1014eeb7403879b3b4463b9791060a6ac

2.        de AGUIAR RGP, de SOUZA JÚNIOR FEA, Rocha Júnior JLG, Pessoa FSR de P, da SILVA LP, Do Carmo GC. Clinical and epidemiological evaluation of complications associated with gallstones in a tertiary hospital. Arq Gastroenterol. 2022;59(3):352-357. doi:10.1590/S0004-2803.202203000-64

3.        Baiu I, Hawn MT. Gallstones and Biliary Colic. JAMA – J Am Med Assoc. 2018;320(15):1612. doi:10.1001/jama.2018.11868

4.        Thamer SJ. Pathogenesis, Diagnosis and Treatment of Gallstone Disease A Brief Review. Biomed Chem Sci. 2022;1(2):70-77. doi:10.48112/bcs.v1i2.99

5.        Duan J, Chen X, Wang Y, et al. Acupoint catgut embedding as adjunctive therapy for patients with gallstones. J Clin Gastroenterol. 2022;56(1):E77-E83. doi:10.1097/MCG.0000000000001487

6.        Zhao J, Wang M, Xu J, Yang Y. Progress in absorbable polymeric thread used as acupoint embedding material. Polym Test. 2021;101:107298. doi:10.1016/j.polymertesting.2021.107298

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events