dr. Martinus Hanandito Nugroho Pratomo Linggo, Dr. dr. Adiningsih Srilestari, M.Epid, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-G(K)

DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness) adalah nyeri otot yang muncul 24 hingga 48 jam setelah aktivitas fisik yang intens atau tidak biasa. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan mikro pada serat otot selama latihan, yang memicu pelepasan zat inflamasi seperti prostaglandin, leukotrien, dan sitokin. Proses ini menyebabkan peradangan lokal, meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri, dan menimbulkan gejala seperti nyeri tekan, kekakuan otot, pembengkakan, serta penurunan rentang gerak.1
Selama fase DOMS, otot kehilangan sebagian kekuatannya dan rentan terhadap cedera jika dipaksa bekerja terlalu keras. Hal ini dapat mengganggu rutinitas latihan, terutama bagi atlet yang membutuhkan performa optimal secara konsisten. Strategi pemulihan yang tepat diperlukan untuk mempercepat regenerasi otot, mengurangi rasa sakit, serta memastikan kembalinya fungsi otot secara maksimal.1,2
Berbagai intervensi seperti perendaman air dingin, pijat, terapi getaran, peregangan, elektroterapi dan terapi akupunktur, telah digunakan untuk mencegah atau mengurangi DOMS. Terapi akupunktur telah terbukti efektif dalam menangani berbagai gangguan muskuloskeletal, termasuk nyeri otot. Terapi ini secara luas digunakan untuk mempercepat pemulihan pasca-aktivitas fisik berat dan mengurangi gejala DOMS, sehingga membantu mengembalikan fungsi otot secara optimal. Terapi akupunktur terbukti efektif dalam mengurangi DOMS melalui berbagai mekanisme fisiologis. Salah satu mekanismenya adalah kemampuannya untuk menurunkan sensitivitas nyeri. Akupunktur bekerja dengan memodulasi sistem saraf pusat dan perifer, sehingga menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan ambang toleransi nyeri. Selain itu, akupunktur juga meningkatkan mikrosirkulasi darah di area yang mengalami stres muskular, mempercepat proses pemulihan dengan meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otot yang membutuhkan.3,4
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupunktur secara signifikan dapat mengurangi nyeri pada otot yang diuji menggunakan skala analog visual (VAS). Selain itu, terapi akupunktur dapat meningkatkan ambang nyeri tekan (pressure pain threshold/PPT), yang merupakan indikator objektif dari kerusakan otot. serta meningkatkan pemulihan otot dengan cara mengurangi biomarker inflamasi. Terapi akupunktur tidak hanya membantu meredakan nyeri akibat kerusakan otot, tetapi juga berperan penting dalam mempercepat pemulihan otot secara keseluruhan. Dengan meregulasi metabolisme energi, akupunktur dapat mengurangi ketegangan pada otot yang rusak, sehingga mencegah cedera lebih lanjut. Proses pemulihan yang lebih cepat ini memungkinkan atlet untuk kembali berlatih dengan intensitas tinggi tanpa risiko memperburuk kondisi otot yang telah mengalami kerusakan. Terapi akupunktur juga memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan, yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada otot setelah aktivitas fisik yang berat. Dengan mengurangi mediator inflamasi seperti interleukin 6 (IL-6) dan interleukin 8 (IL-8), akupunktur membantu mempercepat regenerasi jaringan otot yang rusak. Hal ini sejalan dengan temuan yang menunjukkan bahwa akupunktur dapat menurunkan kadar kreatin kinase (CK) dalam darah, yang merupakan indikator utama kerusakan otot. Lebih jauh lagi, akupunktur terbukti meningkatkan kekuatan kontraksi otot (maximum isometric force/MIF) setelah latihan intens. Efek ini semakin terasa pada 72 jam setelah sesi olahraga, menunjukkan bahwa akupunktur memiliki dampak yang kumulatif dan jangka panjang. percepatan pemulihan, serta peningkatan kekuatan dan daya tahan, atlet dapat merasakan manfaat yang signifikan, baik dalam kompetisi maupun latihan sehari-hari. 3,4,5
Berdasarkan berbagai penelitian, akupunktur merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengatasi delayed onset muscle soreness (DOMS). Dengan manfaat yang luas, akupunktur menjadi pilihan terapi yang layak dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang rutin menjalani aktivitas fisik intens. 6
Oleh karena itu, bagi yang mengalami nyeri otot akibat olahraga, terapi akupunktur dapat dilakukan di Unit Rawat Jalan Terpadu, Lantai 3, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo.
Referensi:
- Schroeter S, Bloch W, Hirschmüller A, Engelhardt M, Grim C, Heiss R, Hotfiel T. Update: Delayed Onset Muscle Soreness(DOMS) – muscle biomechanics, pathophysiology and therapeutic approaches. Dtsch Z Sportmed. 2024; 75: 189-194. doi:10.5960/dzsm.2024.608
- Hamilton, B., Alonso, J. M., & Best, T. M. (2017). Time for a paradigm shift in the classification of muscle injuries. Journal of sport and health science, 6(3), 255–261. https://doi.org/10.1016/j.jshs.2017.04.011
- Cardoso, R., Lumini-Oliveira, J. A., Santos, M. J., Ramos, B., Matos, L. C., Machado, J., Greten, H. J., & Franconi, G. (2020). Acupuncture can be beneficial for exercise-induced muscle soreness: A randomised controlled trial. Journal of bodywork and movement therapies, 24(1), 8–14. https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2019.03.015
- Huang C, Wang Z, Xu X, Hu S, Zhu R and Chen X (2020) Does Acupuncture Benefit Delayed-Onset Muscle Soreness After Strenuous Exercise? A Systematic Review and Meta-Analysis. Front. Physiol. 11:666. doi: 10.3389/fphys.2020.00666
- Lin, J. G., & Yang, S. H. (1999). Effects of acupuncture on exercise-induced muscle soreness and serum creatine kinase activity. The American journal of Chinese medicine, 27(3-4), 299–305. https://doi.org/10.1142/S0192415X99000343
- Cardoso, R. M. T., & De Mestrado Apresentada, D. (2014). Acupuncture effects on delayed onset muscle soreness. https://repositorio-aberto.up.pt/bitstream/10216/77856/2/33899.pdf