dr. Widad M. Syairozi, Dr. dr. Hasan Mihardja, M.Kes, Sp.Ak., SubSp.Ak-G(K)

Tinnitus adalah persepsi suara di kepala atau telinga yang berasal dari tubuh dan bukan dari sumber diluar tubuh1. Tinnitus biasanya digambarkan sebagai dering di telinga. Namun, tinnitus juga dapat terdengar seperti gemuruh, desisan, dengungan, siulan, suara mendesis, dering, atau bunyi klik. Suara tersebut bisa pelan atau keras, bernada tinggi atau rendah, dan dapat terjadi pada satu atau kedua telinga. Tinnitus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan, tetapi bukanlah penyakit itu sendiri2. Menurut American Academy of Otolaryngology and Head and Neck Surgery Foundationtinnitus dibagi menjadi primer dan sekunder.Tinnitus primer adalah yang terkait dengan gangguan pada persarafan pendengaran, sedangkan tinnitus sekunder diakibatkan oleh gangguan di dalam kepala atau leher yang meliputi organ telinga dan jalur konduksi sinyal akustik hingga ke otak1.
Insiden tinnitus pada populasi relatif tinggi. Menurut European Multidisciplinary Tinnitus Guidelines, prevalensi tinnitus pada orang dewasa adalah 10–19%, dan sekitar 1/3 warga lanjut usia mengalami persepsi tinnitus jangka panjang2. Suara berdering yang terus-menerus dan mengganggu dapat membuat pasien lebih mudah marah, mengganggu konsentrasi, meningkatkan kecemasan, dan menyebabkan efek negatif lainnya sehingga mudah menyebabkan kecemasan dan depresi dan secara serius memengaruhi kualitas hidup mereka3,4.
Bagi pasien dengan tinnitus yang mengalami kesulitan pendengaran dan tinnitus yang terus menerus dapat dievaluasi dengan kuesioner untuk menilai tingkat keparahan tinnitus dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari dan yang paling sering digunakan adalah Tinnitus Handicap Inventory (THI)1.
Saat ini belum ada terapi farmakologis untuk tinnitus. Terapi farmakologis yang ada bertujuan untuk meringankan gejala tambahan seperti stress dan cemas yang diakibatkan oleh tinnitus dengan penggunaan obat golongan benzodiazepine atau carbamazepine. American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgerymerekomendasikan beberapa hal dalam guidelinemengenai manajemen pada tinnitus diantaranya adalah : cognitive-behavioral therapy (CBT), edukasi dan konseling terutama untuk pasien-pasien dengan tinnitus yang persisten lalu evaluasi untuk penggunaan alat bantu dengar5.
Akupunktur dianggap sebagai pengobatan yang baik untuk tinnitus6. Akupunktur adalah salah satu jenis terapi yang ramah lingkungan dan aman. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah neuropunktur. Metode ini bekerja dengan menargetkan saraf aurikular mayor, saraf trigeminal, pleksus servikal, dan korteks pendengaran untuk melakukan neuromodulasi, neurorehabilitasi, dan neuroregulasi pada sistem saraf serta memperbaiki kerusakan saraf2. Titik akupunktur yang dipilih antara lain adalah titik tubuh dan mikrosistem Kepala. Terdapat beberapa modalitas selain manual akupunktur yang digunakan untuk terapi tinnitus diantaranya adalah elektroakupunktur dan TENS yang aman dan merupakan terapi yang non invasive untuk tinnitus6. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa akupunktur atau stimulasi listrik dengan frekuensi tertentu yang diterapkan pada area tubuh tertentu dapat memfasilitasi pelepasan neuropeptida spesifik dalam sistem saraf pusat (CNS), yang selanjutnya menghasilkan efek fisiologis dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan diri2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Huang, dkk. dari total 112 artikel yang diikutsertakan, Lima titik akupunktur yang paling sering digunakan adalah Tinggong (SI19), Tinghui (GB2), Yifeng (TE17), Ermen (TE21), dan Zhongzhu (TE3)4.
Menurut Doi, dkk. Dibandingkan dengan sebelum akupunktur, skor Tinnitus Handicap Inventory (THI) dan Visual Analogue Scale (VAS) menurun secara signifikan setelah pengobatan akupunktur, dan perbedaannya secara statistik signifikan (p < 0,05)7. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kim, dkk. partisipan dibagi menjadi 3 grup. Grup manual akupunktur (MA), grup periauricular elektroakupunktur (PE) dan distal elektroakupunktur (DE). Pada VAS uncomfortable, MA dan DE menunjukkan efek yang lebih baik dibandingkan PE. Di dalam kelompok, MA dan PE menunjukkan beberapa efek signifikan terhadap tinnitus berdasarkan skor THI, VAS loudness, dan VAS uncomfortable. Ditemukan juga bahwa pada perbandingan antar kelompok, skor VAS uncomfortable menurun secara signifikan pada MA dan DE6. Sebuah tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Park, dkk. menyatakan bahwa 2 artikel menyatakan bahwa akupunktur memiliki efek yang signifikan dalam mengurangi gejala tinnitus dan efeknya dapat bertahan sampai 1 tahun setelah terapi8. Sebagai kesimpulan, meskipun masih terdapat kekurangan dalam penelitian mengenai pengobatan tinnitus dengan akupunktur, temuan yang ada menunjukkan efikasi klinis yang baik dan prospek penerapan akupunktur pada tinnitus9.
Daftar Pustaka
- Hu, W., Xu, D., & Xing, Q. (2024). Probe into the treatment of tinnitus by acupuncture combined with medicine under the mechanism of pathophysiology: A review. Medicine, 103(39), e39832. https://doi.org/10.1097/md.0000000000039832
- Law, H. K., & Corradino, M. D. (2021). Neuropuncture, an Effective Treatment Method for Patients with Subjective Tinnitus Accompanied with Hearing Loss: Case Reports. Medical Acupuncture, 33(4), 295–301. https://doi.org/10.1089/acu.2020.1514
- Zhang, Y., Zha, B., Shi, H., Cheng, L., Fan, Y., Zhang, W., Rong, Z., Jin, Z., Gao, N., Yang, J., & Zhang, Q. (2022). Acupuncture decreases amygdala functional connectivity in subjective tinnitus. Frontiers in Neurology, 13. https://doi.org/10.3389/fneur.2022.986805
- Huang, L., Fan, Y., Lin, R., Zhao, Y., Mo, Y., Luo, S., & Li, Z. (2024). Investigating acupoint selection and combinations of acupuncture for primary idiopathic tinnitus using data mining. Medicine, 103(12), e37107. https://doi.org/10.1097/md.0000000000037107
- Tunkel DE, et al. Clinical Practice Guideline: Tinnitus Executive American Academy of Otolaryngology— Head and Neck Surgery2014;151(4):533-541
- Kim, B. H., Moon, Y. K., Kim, M. H., & Nam, H. J. (2020). Comparing the effects of manual acupuncture, electroacupuncture, and transcutaneous electrical nerve stimulation on chronic tinnitus: a randomized controlled trial. Integrative Medicine Research, 9(2), 100409. https://doi.org/10.1016/j.imr.2020.100409
- Doi, M. Y., Tano, S. S., Schultz, A. R., Borges, R., & De Moraes Marchiori, L. L. (2016). Effectiveness of acupuncture therapy as treatment for tinnitus: a randomized controlled trial. Brazilian Journal of Otorhinolaryngology, 82(4), 458–465. https://doi.org/10.1016/j.bjorl.2016.04.002
- Park, J., White, A. R., & Ernst, E. (2000). Efficacy of acupuncture as a treatment for tinnitus. Archives of Otolaryngology - Head and Neck Surgery, 126(4), 489. https://doi.org/10.1001/archotol.126.4.489
- Yu, S., Wu, J., Sun, Y., & Lyu, J. (2024). Advances in acupuncture treatment for tinnitus. American Journal of Otolaryngology, 45(3), 104215. https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2024.104215