Peran Akupunktur untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara. Keterbatasan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan adanya inflamasi kronik pada saluran nafas dan paru akibat gas atau partikel berbahaya lainnya. Kondisi PPOK dapat dicegah dan diobati, namun PPOK sering disertai dengan eksaserbasi dan komorbid lain yang dapat menyebabkan gejala PPOK semakin berat dan mengganggu kualitas hidup pasien.1
PPOK umumnya terjadi pada usia diatas 40 tahun. Gejala PPOK dapat berupa sesak nafas yang seringnya terus menerus, dapat memburuk saat beraktivitas atau latihan fisik. Gejala yang lain berupa batuk kronik yang disertai dengan produksi sputum atau suara nafas mengi. Bila sesak nafas umumnya bersifat progresif, batuk dan mengi pada PPOK mungkin hilang timbul.1
PPOK adalah salah satu masalah kesehatan dunia dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi, bahkan menjadi salah satu dari tiga penyebab kematian di dunia, dimana 90% kematian terjadi pada negara berkembang.2 PPOK juga menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian paling sering di seluruh dunia, sebesar 3,23 juta kematian pada tahun 2019.3 Komplikasi yang sering timbul pada pasien dengan PPOK adalah pneumonia, gagal nafas, pneumotoraks, dan kor pulmonale. Komplikasi ini juga turut berperan dalam meningkatkan tingkat keparahan penyakit dan dapat menyebabkan kematian.1
Penanganan PPOK perlu dilakukan secara baik dan menyeluruh, untuk mencegah gejalanya, mengurangi frekuensi dan keparahan eksaserbasi, meningkatkan toleransi aktivitas fisik pasien, serta mencegah terjadinya komplikasi. Tatalaksana farmakoterapi dapat berupa beta 2 agonis, antimuskarinik, kortikosteroid, metilsantin, mukolitik, maupun kombinasi obat-obat tersebut.1,2 Pemilihan terapi ini harus didasarkan pada individu masing-masing tergantung pada tingkat keparahan, risiko eksaserbasi, komorbid, serta efek samping obat. Beberapa efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat-obat tersebut adalah takikardia, gangguan irama jantung, tremor, mulut kering, infeksi jamur, pneumonia, serta kelemahan otot.2
Akupunktur merupakan salah satu modalitas terapi yang dapat dipilih dalam penanganan PPOK sebagai terapi adjuvan. Sebuah tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Su Fan dkk4 pada tahun 2023 menunjukkan bahwa akupunktur dapat meningkatkan FVC, FEV1, FEV1/FVC, 6 minute walk test, St. George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ) yang menunjukkan adanya perbaikan fungsi paru, kualitas hidup, dan kapasitas latihan fisik.
Akupunktur dapat meringankan gejala PPOK dan meningkatkan fungsi paru-paru pasien dengan PPOK dengan cara meningkatkan produksi opioid endogen yang turut memodulasi sesak nafas dan mengurangi peradangan yang terjadi pada pasien PPOK, sehingga terjadi perbaikan inflamasi baik pada saluran pernafasan maupun secara sistemik. Hal ini ditandai dengan menurunnya marker inflamasi IL-6, IL-8, TNF alfa, dan C reactive protein sehingga akupunktur dapat meningkatkan kekuatan otot respirasi, mengurangi hiperaktivitas otot respirasi, dan terjadi hiperinflasi dinamik serta bronkodilatasi dan peningkatan saturasi oksigen. Pasien menjadi lebih rileks, terutama saat beraktivitas sehingga terjadi peningkatan toleransi aktivitas fisik dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK.5,6Akupunktur juga dinilai aman dan memiliki efek samping yang ringan seperti lemas, lebam kulit, pusing, atau nyeri pada lokasi penusukkan. Mengingat masih banyak pasien PPOK yang mendapatkan terapi medikamentosa namun masih merasakan gangguan pada aktivitas sehari-hari akibat sesak nafas, akupunktur dapat menjadi salah satu pilihan terapi adjuvan pada pasien-pasien PPOK.7,8
Referensi :
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Panduan Umum Praktik Klinis Penyakit Paru dan Pernapasan. Kosasih, A; Sutanto, YS; Susanto A, editor. Jakarta; 2021.
2. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (2022 Report). Vol. 25, Chinese General Practice. 2022.
3. World Health Organization. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) [Internet]. 2022 [cited 2022 Oct 5]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chronic-obstructive-pulmonary-disease-(copd)
4. Fan S, Zhang Z, Wang Q. Efficacy of acupuncture therapy for stable chronic obstructive pulmonary disease: A systematic review and meta-analysis. Med (United States). 2023;102(15):E33537.
5. Feng J, Wang X, Li X, Zhao D, Xu J. Acupuncture for chronic obstructive pulmonary disease (COPD): A multicenter, randomized, sham-controlled trial. Med (United States). 2016;95(40).
6. Wang J, Li J, Yu X, Xie Y. Acupuncture Therapy for Functional Effects and Quality of Life in COPD Patients: A Systematic Review and Meta-Analysis. Biomed Res Int. 2018;2018.
7. Fernández-Jané C, Vilaró J, Fei Y, Wang C, Liu J, Huang N, et al. Filiform needle acupuncture for copd: A systematic review and meta-analysis. Complement Ther Med [Internet]. 2019;47(February):102182. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ctim.2019.08.016
8. Hsieh PC, Yang MC, Wu YK, Chen HY, Tzeng IS, Hsu PS, et al. Acupuncture therapy improves health-related quality of life in patients with chronic obstructive pulmonary disease: A systematic review and meta-analysis. Complement Ther Clin Pract [Internet]. 2019;35(February):208–18. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2019.02.016