Artikel Kesehatan

Peran Akupunktur dalam Osteoarthritis

Sumber gambar : http://rssoepraoen.com/informasi/kesehatan/gejala-yang-timbul-pada-osteoarthritis/

Osteoartritis (OA) adalah  penyakit sendi degeneratif  ditandai dengan kerusakan progresif dan hilangnya tulang rawan sendi dengan perubahan struktural dan fungsional secara bersamaan pada sendi, termasuk sinovium, meniskus (di lutut), ligamen periartikular, dan tulang subkondral,1 yang mengakibatkan hilangnya gerakan dan nyeri.2 Ini adalah penyebab utama kecacatan di antara orang dewasa, dan dikaitkan dengan dampak besar pada fungsi fisik dan mobilitas. Diagnosis didasarkan pada perubahan radiologis, dan presentasi klinis nyeri sendi; termasuk nyeri tekan, keterbatasan gerakan, krepitasi, efusi sendi, dan derajat inflamasi lokal yang bervariasi.2

Patofisiologi pada OA meliputi mediator pro inflamasi (IL-1β, IL-6, IL-8), tumor necrosis factor α (TNFα), mediator pro katabolik melalui jalur pensinyalan nuclear factor κB (NFκB) dan mitogen-activated protein kinase (MAPK). Mediator inflamasi, stres mekanik, dan stress oksidatif berperan dalam mengganggu fungsi dan keberlangsungan kondrosit, sehingga terjadi diferensiasi hipertrofik dan penuaan dini, yang menyebabkan sensitif terhadap efek mediator pro-inflamasi dan pro-katabolik.1

Tanda OA yang sering dikeluhkan adalah nyeri pada sendi yang terganggu dan rasa kaku sendi di pagi hari atau setelah istirahat. Sendi dapat membengkak, dan krepitus saat digerakkan, dan dapat disertai keterbatasan gerak sendi. Peradangan sering tidak ditemukan pada sangat derajat ringan. Sendi yang sering terkena OA, terutama sendi lutut, jari-jari kaki, jari-jari tangan, tulang punggung dan panggul. Nyeri yang dirasakan biasanya berangsur meningkat, dirasakan saat beraktivitas, tidak disertai dengan radang. Rasa kaku yang dirasakan biasanya berlangsung kurang dari 30 menit.3

Pedoman  American College of Rheumatology (ACR) dalam tatalaksana untuk OA dapat berupa farmakologi, non farmakologi, atau kombinasi keduanya. Terapi yang direkomendasikan adalah olahraga, penurunan berat badan pada pasien dengan OA lutut dan / atau pinggul yang kelebihan berat badan atau obesitas, penggunaan tongkat, orthosis tangan untuk OA sendi carpometacarpal (CMC) pertama, penyangga tibiofemoral untuk OA lutut tibiofemoral, obat antiinflamasi nonsteroid topikal (NSAID) untuk OA lutut, NSAID oral, dan injeksi glukokortikoid intraartikular untuk OA lutut. Rekomendasi bersyarat dibuat untuk latihan keseimbangan, yoga, terapi perilaku kognitif, kinesiotaping untuk OA CMC pertama, orthosis untuk sendi tangan selain sendi CMC pertama, penyangga patellofemoral untuk OA lutut patellofemoral, akupunktur, modalitas termal, ablasi frekuensi radio untuk OA lutut, topikal NSAID, injeksi steroid intraartikular dan kondroitin sulfat untuk OA tangan, capsaicin topikal untuk OA lutut, asetaminofen, duloxetine, dan tramadol. Salah satu terapi non farmakologi yang direkomendasikan adalah akupunktur, sebagai pendekatan yang komprehensif untuk manajemen optimal OA.4

Akupunktur adalah suatu tindakan penjaruman pada titik-titik akupunktur di tubuh dengan menggunakan jarum halus. Berdasarkan penelitian, akupunktur pada OA dapat mengatasi nyeri, mengurangi rasa kaku sendi, sehingga memperbaiki keadaan disabilitas, dengan efek samping yang minimal.5 Akupunktur dapat secara efektif menghambat nyeri inflamasi dan nyeri neuropatik. Akupunktur dapat meredakan nyeri neuropatik melalui upregulasi transporter glutamat di sumsum tulang belakang, memicu pelepasan opioid endogen dan adenosin untuk mengurangi nyeri inflamasi, regulasi TRPV1 dan p-TRPV1. memfasilitasi pelepasan neuropeptida tertentu dari sistem saraf pusat, selanjutnya mengaktifkan mekanisme penyembuhan diri, yang dapat berkontribusi pada pemulihan fungsional. Efek antiinflamasi dengan mencegah pelepasan sinovial IL-β dan TNF-α yang dapat berkontribusi pada efek akupunktur dalam pengobatan osteoartritis.6 Akupunktur sebagai anti nyeri bekerja dengan meningkatkan β-endorfin, menurunkan kortisol plasma,6 menurunkan kadar substansi P, CGRP, PGE1.12 Akupunktur sebagai antiinflamasi bekerja dengan menghambat jalur pensinyalan NFκB,14 meningkatkan ekspresi PPARγ,17dan menurunkan ekspresi IL-1β, IL-6, TNF-α.13 Akupunktur juga terbukti dapat menurunkan ROS,14, 16 sehingga dapat menghambat disfungsi kondrosit akibat oksidan dan menghambat kerusakan tulang rawan. Selain itu akupunktur juga berperan dalam menurunkan kadar MMP-3 dan MMP-13, mencegah destruksi tulang rawan serta meningkatkan lingkup gerak sendi lutut pada pasien OA.6

Berdasarkan metanalisis yang dilakukan oleh Li dkk dalam hal indeks Lequesne dan skor skala skor lutut Lysholm, efektivitas elektroakupunktur lebih baik daripada pengobatan konvesional.7

Referensi

1.Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016 Dec;59(5–6):333–9.

2.Manyanga T, Froese M, Zarychanski R, Abou-Setta A, Friesen C, Tennenhouse M, et al. Pain management with acupuncture in osteoarthritis: a systematic review and meta-analysis. BMC Complement Altern Med. 2014 Aug 23;14:312.

3.Osteoarthritis [Internet]. nhs.uk. 2017 [cited 2022 Mar 9]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/osteoarthritis/

4.Kolasinski SL, Neogi T, Hochberg MC, Oatis C, Guyatt G, Block J, et al. 2019 American College of Rheumatology/Arthritis Foundation Guideline for the Management of Osteoarthritis of the Hand, Hip, and Knee. Arthritis Care Res. 2020 Feb;72(2):149–62.

5.Ahsin S, Saleem S, Bhatti AM, Iles RK, Aslam M. Clinical and endocrinological changes after electro-acupuncture treatment in patients with osteoarthritis of the knee. Pain. 2009 Dec 15;147(1–3):60–6.

6.Li S, Xie P, Liang Z, Huang W, Huang Z, Ou J, et al. Efficacy Comparison of Five Different Acupuncture Methods on Pain, Stiffness, and Function in Osteoarthritis of the Knee: A Network Meta-Analysis. Evid Based Complement Alternat Med. 2018 Nov 1;2018:e1638904.

7.Li J, Li Y-X, Luo L-J, Ye J, Zhong D-L, Xiao Q-W, et al. The effectiveness and safety of acupuncture for knee osteoarthritis: An overview of systematic reviews. Medicine (Baltimore). 2019 Jul;98(28):e16301.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Upcoming Events